REPUBLIKA.CO.ID, Dalam sejarah kepemimpinan Islam, ketegasan sering berjalan beriringan dengan ketakwaan dan kehati-hatian. Para khalifah tidak hanya memimpin dengan kekuatan, tetapi juga dengan rasa tanggung jawab moral yang mendalam terhadap setiap jiwa yang berada di bawah naungan mereka.
Salah satu kisah yang menggambarkan sensitifnya Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu terhadap keadilan ditulis HMH Al-Hamid Al-Husaini dalam bukunya Imamul Muhtadin.
Dikisahkan suatu ketika di masa Khalifah Umar bin Khattab, tersebar desas-desus di kalangan masyarakat tentang seorang wanita yang dikabarkan hamil tanpa diketahui siapa lelaki yang menggaulinya.
Ketika berita itu sampai kepada Khalifah Umar bin Khattab, beliau memerintahkan agar wanita tersebut dipanggil untuk diperiksa. Namun karena ketakutan, wanita itu justru bersembunyi di rumah seorang tetangganya.
Dalam kecemasan dan kegelisahan yang memuncak, ia mengalami keguguran dan bayi yang dikandungnya meninggal.
Khalifah Umar bin Khattab sangat terkejut dan diliputi rasa takut. Meski Umar sebagai khalifah (pejabat tinggi), ia tetap merasa berdosa karena telah menimbulkan ketakutan pada seorang perempuan yang belum tentu bersalah.
Beberapa sahabat mencoba menenangkan Umar bin Khattab dengan mengatakan bahwa beliau tidak bersalah, namun Umar bin Khattab tidak puas dengan penilaian itu.




