Rabu 27 Aug 2025 06:37 WIB

PBB: Belum Ada Akuntabilitas Soal Klaim Penyelidikan Israel Terkait Penyerangan ke RS Nasser

PBB menekankan, para jurnalis adalah mata dan telinga dunia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejak 7 Oktober 2023, serangan militer Israel telah menyebabkan kematian lebih dari 200 orang jurnalis di Jalur Gaza, Palestina.
Foto: instagram untoldpalestine
Sejak 7 Oktober 2023, serangan militer Israel telah menyebabkan kematian lebih dari 200 orang jurnalis di Jalur Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID,JENEWA — PBB merespons pernyataan militer Israel yang mengeklaim akan menyelidiki serangannya ke Rumah Sakit (RS) Nasser di Jalur Gaza dan menyebabkan 20 orang terbunuh, termasuk jurnalis. PBB menekankan, sejauh ini mereka belum melihat langkah akuntabilitas dan hasil dari penyelidikan itu. 

"Perlu ada keadilan," kata Juru Bicara Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Thameen Al-Kheetan, kepada awak media di Jenewa, Swiss, saat mengomentari serangan militer Israel ke RS Nasser, Selasa (26/8/2025), dikutip laman Al Arabiya

Baca Juga

Al-Kheetan menambahkan, serangan ke RS Nasser juga menimbulkan pertanyaan soal kesengajaan Israel membidik kelompok jurnalis. Dia mengungkapkan, setidaknya 247 jurnalis Palestina telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023. "Para jurnalis ini adalah mata dan telinga seluruh dunia, dan mereka harus dilindungi," ujarnya. 

Oleh sebab itu, Al-Kheetan menilai perlu ada penyelidikan menyeluruh terkait serangan terbaru Israel ke RS Nasser yang turut membunuh lima jurnalis. Namun, dia menyoroti bagaimana Israel pernah mengumumkan penyelidikan serupa di masa lalu. "Tentu saja merupakan tanggung jawab Israel, sebagai kekuatan pendudukan, untuk menyelidiki, tetapi penyelidikan ini harus membuahkan hasil," ucapnya. 

"Kami belum melihat hasil atau langkah-langkah akuntabilitas. Kami belum melihat hasil dari penyelidikan ini, dan kami menuntut akuntabilitas dan keadilan," tambah Al-Kheetan. 

Dia menekankan, serangan ke RS Nasser, termasuk pembunuhan seluruh warga sipil di Gaza, tak terkecuali jurnalis, harus diselidiki secara menyeluruh dan independen. "Keadilan harus ditegakkan," ujarnya. 

 

photo
Keluarga, kerabat dan teman membelai wajah jurnalis Mariam Dagga (33 tahun) saat pemakamannya setelah dia terbunuh dalam serangan Israel di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Senin, 25 Agustus 2025. - (Pihak Keluarga Mariam Dagga via AP)

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement