REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS — Sebanyak 13 jamaah di sebuah masjid wafat pada Selasa (19/8/2025) akibat serangan teroris di bagian barat laut Nigeria. Komisaris Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Dalam Negeri Negara Bagian Katsina, Dr Nasir Muazu menyebutkan, teroris, yang secara lokal disebut sebagai bandit, melancarkan serangan saat umat Islam sedang melaksanakan sholat Subuh di sebuah masjid.
Muazu mengatakan, serangan tersebut merupakan balasan atas aksi pertahanan diri dari komunitas setempat dua hari sebelumnya. Saat itu, warga Unguwan Mantau menyergap teroris dan membunuh banyak bandit.
Pemerintah setempat mengatakan, aparat keamanan telah dikerahkan ke daerah tersebut untuk memulihkan ketertiban. “Komandan komponen udara dari Pangkalan Operasi Depan Angkatan Darat Nigeria dan Kepolisian Nigeria telah dikerahkan untuk membersihkan bandit-bandit tersebut," dikutip dari laman Anadolu Agency, Rabu (20/8/2025)
Pernyataan itu menjelaskan, selama musim hujan, bandit-bandit bersembunyi dan siap untuk melakukan tindakan kejahatan mereka. “Kami bekerja untuk membawa bandit-bandit tersebut ke pengadilan. Sebagai pemerintah, kami mengapresiasi keberanian masyarakat Unguwar Mantau, dan kami berkomitmen untuk memerangi para bandit dan memastikan keamanan di seluruh komunitas kami," tambah pernyataan itu.

Dalam pernyataan yang sama, pemerintah negara bagian setempat menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga yang terdampak.
Serangan para bandit di wilayah barat laut dan tengah utara Nigeria menjadi tantangan keamanan yang serius. Kelompok-kelompok tersebut dikenal karena kekejamannya. Mereka menyerang desa-desa, menculik penduduk untuk tebusan, dan merampok harta benda.
Presiden Bola Tinubu telah mengambil sikap tegas terhadap bandit dan teroris di Nigeria.