Sabtu 01 Nov 2025 08:52 WIB

Trump Tuding Ada Pemusnahan Kristen di Nigeria dan Sebut Kelompok Islam Pelakunya, Benarkah?

Nigeria menghadapi ancaman terorisme yang mengkhawatirkan.

 Seorang anggota keluarga dari seorang siswa sekolah yang dibebaskan menangis saat menunggu reuni dengan putranya di Katsina, Nigeria, pada Jumat, 18 Desember 2020. Lebih dari 300 siswa laki-laki yang diculik dalam serangan terhadap sekolah mereka di bagian barat laut Nigeria pekan lalu telah tiba di ibu kota Negara Bagian Katsina untuk merayakan pembebasan mereka. (Foto AP/Sunday Alamba)
Foto: AP Photo/Sunday Alamba
Seorang anggota keluarga dari seorang siswa sekolah yang dibebaskan menangis saat menunggu reuni dengan putranya di Katsina, Nigeria, pada Jumat, 18 Desember 2020. Lebih dari 300 siswa laki-laki yang diculik dalam serangan terhadap sekolah mereka di bagian barat laut Nigeria pekan lalu telah tiba di ibu kota Negara Bagian Katsina untuk merayakan pembebasan mereka. (Foto AP/Sunday Alamba)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Jumat (31/10/2025) bahwa umat Kristen di Nigeria menghadapi "ancaman eksistensial" dan menuding kelompok Islam radikal di balik kekerasan tersebut? Benarkah demikian?

Laporan yang diturunkan independent, justru mengatakan sebaliknya. Berikut beberapa catatan Independent yang dikutip Republika.co.id, Sabtu (1/11/2025):

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Baik Kristen maupun Muslim dibunuh

Populasi Nigeria yang berjumlah 220 juta orang terbagi hampir sama rata antara Kristen dan Muslim.

Negara ini telah lama menghadapi ketidakamanan dari berbagai pihak, termasuk kelompok ekstremis Boko Haram, yang berusaha menerapkan tafsir radikal hukum Islam dan juga menargetkan Muslim yang dianggap tidak cukup Muslim.

Serangan di Nigeria memiliki motif yang beragam. Ada serangan yang didorong oleh motif agama yang menargetkan baik Kristen maupun Muslim, bentrokan antara petani dan penggembala akibat berkurangnya sumber daya, persaingan antar-komunitas, kelompok separatis, dan bentrokan etnis.

Meskipun Kristen termasuk di antara yang menjadi target, analis mengatakan bahwa mayoritas korban kelompok bersenjata adalah Muslim di wilayah utara Nigeria yang mayoritas Muslim, di mana sebagian besar serangan terjadi.

Baik komunitas Muslim maupun Kristen, serta kelompok-kelompok, pada berbagai kesempatan telah menuduh adanya "genosida" selama serangan bermotif agama yang menargetkan kedua belah pihak.

Serangan-serangan tersebut sering terjadi di wilayah tengah-utara dan barat laut yang dilanda berbagai bentuk kekerasan, termasuk konflik antara petani dan penggembala yang melibatkan komunitas petani — yang sebagian besar beragama Kristen — dan penggembala Fulani yang mayoritas beragama Islam.

photo

FILE - Dalam foto berkas ini pada Rabu, 25 November 2014, para pemburu lokal dan kelompok vigilante yang dilengkapi senjata buatan lokal berkumpul sebelum patroli untuk melindungi kota mereka dari penyerang Boko Haram, di Yola, Nigeria. Ribuan pemburu Nigeria, yang dilengkapi dengan jimat berukir dan pengetahuan mendalam tentang medan yang keras, sedang mempersiapkan serangan terhadap ekstremis Boko Haram yang telah merusak wilayah timur laut selama satu dekade, dengan menyebutnya sebagai saat yang tepat bagi mereka untuk membantu tentara mengakhiri pemberontakan mematikan tersebut. (AP Photo/Sunday Alamba, File)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement