REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ulama dari Sumatra Barat, Buya Gusrizal Gazahar turut menanggapi Syekhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah yang baru saja dianugerahi gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah Indonesia. Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh bangsa di Istana Negara, Jakarta pada Senin (10/11/2025).
"Gelaran Syekhah dari Al-Azhar University tahun 1957 sebenarnya sudah menjadi rekomendasi tak terbantahkan bahwa beliau (Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah) adalah tokoh umat Islam internasional," kata Buya Gusrizal kepada Republika, Senin (10/11/2025)
Buya Gusrizal menegaskan, jadi pengukuhan Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah sebagai Pahlawan Nasional merupakan sebagai "pati ambalau" atas pengakuan dan penghargaan yang sudah mendunia tersebut.
Untuk diketahui, Syekhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah (26 Oktober 1900 – 26 Februari 1969) adalah seorang reformator pendidikan Islam dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Salah satu tokoh perempuan dari beberapa tokoh pemikir, penggerak dan pahlawan dari Minangkabau.
Hajjah Rahmah El Yunusiyah merupakan pendiri Diniyah Putri, perguruan yang saat ini meliputi taman kanak-kanak hingga sekolah tinggi. Sewaktu Revolusi Nasional Indonesia, ia memelopori pembentukan unit perbekalan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Padang Panjang, bahkan menjamin seluruh perbekalan dan membantu pengadaan alat senjata mereka.
Hajjah Rahmah El Yunusiyah sempat belajar di Diniyah School yang dipimpin kakaknya, Zainudin Labay El Yunusy. Tidak puas dengan sistem koedukasi yang mencampurkan pelajar putra dan putri, Hajjah Rahmah El Yunusiyah secara inisiatif menemui beberapa ulama Minangkabau untuk mendalami agama, hal tidak lazim bagi seorang perempuan pada awal abad ke-20 di Minangkabau.




