REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mendorong agar kegiatan umrah dan haji ke depan nantinya bisa lewat Bandara Dhoho Kediri, menyusul dibukanya lagi penerbangan di bandara tersebut.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengemukakan pemkab sudah komunikasi dengan PT Surya Dhoho Investama (SDHI), anak perusahaan dari PT Gudang Garam Tbk serta Angkasa Pura terkait dengan rencana agar umrah dan haji bisa lewat Bandara Dhoho Kediri.
"Saya komunikasi dengan SDHI dan Angkasa Pura, optimisnya di awal Desember 2025, jelek-jeleknya akhir Desember 2025 karena kami tidak mau terlewat. Dari Desember 2025, Januari-Februari-Maret 2026 itu di sana, Arab Saudi musim dingin," katanya saat di Bandara Dhoho Kediri, Senin.
Ia menambahkan, komunikasi juga sudah dilakukan antara pemerintah dan pihak terkait dengan anak dari maskapai Saudi Arabia.
Bandara Dhoho Kediri kini juga sudah ditetapkan sebagai bandara internasional dan sudah diberikan surat oleh instansi terkait, sehingga sudah boleh maskapai non-PK yakni maskapai dari luar negeri untuk masuk Bandara Dhoho Kediri.
"Kalau sebelumnya karena belum ditetapkan harus maskapai PK seperti Garuda, Citilink, Lion Air dan sebagainya. Sekarang dari maskapai luar negeri boleh masuk. Mohon doanya semoga Desember sudah mulai ada penerbangan umrah dari Kediri ke Saudi," kata dia.
Sementara itu, terkait dengan asrama haji. Bupati mengatakan bahwa untuk pembangunan asrama memerlukan waktu sehingga jangka pendek memanfaatkan hotel.
Ia menyebut, berkaca dari Kabupaten Kulon Progo dengan terpilihnya Yogyakarta International Airport (YIA) sebagai bandara embarkasi dan debarkasi haji 2026, bahwa Kulon Progo akan menjadi titik pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji. Namun, asrama haji yang digunakan adalah hotel.
"Kami sedang hitung karena kebutuhan untuk asrama haji kurang lebih 350 kamar. Kami hitung beberapa kamar, satu hotel ada yang 160 ada yang 120. Kami akan subsidi supaya hotel itu untuk kru pesawat. Sebenarnya utamanya untuk kru pesawat," kata dia.
Sementara itu, Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDHI) Maksin Arisandi menambahkan saat ini penerbangan di Bandara Dhoho Kediri sudah mulai aktif lagi dengan maskapai dari Super Air Jet dengan rute Kediri-Jakarta dan sebaliknya, yang bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 November.
"Semoga ke depan penerbangan ini bisa makin lancar, okupansi bisa naik bukan hanya tiga kali dalam satu pekan untuk penerbangan tapi bisa setiap hari mulai Senin-Minggu, bahkan dalam satu hari bisa lebih dari satu kali penerbangan," kata dia.
Dirinya juga menegaskan bahwa saat ini Bandara Dhoho Kediri juga sudah mengantongi sertifikat, yang menyatakan sebagai bandara internasional.
Untuk saat ini, fokus utama yang ingin dicapai adalah terealisasinya umrah lewat Bandara Dhoho Kediri.
"Fokus utama kami umrah bisa terealisasi. Hari ini kami sedang bekerja keras tanpa lelah bagaimana supaya umrah bisa terealisasi dari Bandara Kediri. Target kami semoga dalam waktu dekat bisa. Kalau bisa dalam musim haji dan umrah ada ketetapan juga," kata dia.
Presiden Direktur Lion Group, Capt Daniel Putut Kuncoro Adi mendukung sepenuhnya agar keberangkatan ibadah haji dan umrah bisa lewat Bandara Dhoho Kediri.
Dengan landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter, tentunya pesawat berbadan besar juga bisa masuk.
"Kami juga memiliki pesawat berbadan lebar sehingga kami melihat peluang ini. Kami gandeng dari rekan agen umrah, Kementerian Haji dan Umrah untuk kolaborasi bisa mewujudkan apa yang menjadi keinginan haji dan umrah," kata dia.
Hadir dalam peninjauan penerbangan tersebut, jajaran Lion Group, jajaran PT SDHI, Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, dan Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati.




