REPUBLIKA.CO.ID, DOHA—Tidak ada angin tidak ada hujan. Hubungan antara pemimpin tertinggi di kedua negara, Amerika Serikat dan Israel selama ini mesra. Namun mengapa ketegangan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu semakin meningkat?
Hal ini sehubungan dengan perbedaan kepentingan mereka di wilayah tersebut dan keputusan-keputusan Amerika Serikat yang semakin menjauh dari visi garis keras yang diadopsi oleh pemerintah Israel saat ini.
Mohannad Mustafa, seorang pakar urusan Israel, mengatakan bahwa ada kekecewaan Israel terhadap masa jabatan kedua Trump, karena pemerintah Netanyahu percaya bahwa presiden Amerika Serikat akan sepenuhnya sejalan dengan kepentingan Israel.
Mustafa, berbicara dalam program "Track of Events", menekankan bahwa Trump bertindak dalam empat file regional yang bertentangan dengan kepentingan Israel.
Mustafa mencatat bahwa pemerintahan Trump telah menandatangani perjanjian dengan Houthi terkait kapal-kapal Laut Merah, dan juga terlibat dalam pembicaraan dengan Iran terkait program nuklirnya.
Selain itu, Trump mengatakan kepada Netanyahu selama resepsi di Gedung Putih bahwa Suriah berada dalam "lingkup pengaruh Turki", sementara kesepakatan Amerika Serikat- Saudi mengenai proyek nuklir membayangi tanpa normalisasi Riyadh dengan Tel Aviv, menurut Mustafa.
Hubungan antara kedua negara ini sangat strategis, namun dia mencatat ekspektasi yang tinggi dari pemerintah Israel terkait masa jabatan kedua Trump.
Mustafa menyimpulkan bahwa Trump melihat kepentingan Amerika Serikat di kawasan ini lebih penting daripada kepentingan Israel. Sementara Netanyahu tampaknya tidak dapat mempengaruhi Trump dalam isu-isu regional, terutama setelah Partai Republik Amerika Serikat berubah menjadi apa yang disebutnya sebagai "partai Trump."
BACA JUGA: Pakistan: Negara Islam dengan Nuklir Terbesar ke-7 Dunia, Israel Nafsu Ingin Hancurkan
Mantan pejabat komunikasi Gedung Putih, Michael Pfeifle, mengatakan bahwa hubungan Amerika Serikat-Israel sangat kuat, terutama antara Trump dan Netanyahu, dengan mengutip dua kunjungan Netanyahu ke Washington sejak awal masa jabatan kedua Trump pada akhir Januari.