REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Para pejabat Amerika Serikat mengungkapkan, pada Kamis (8/5/2025), besarnya kerugian negeri asal Paman Sam itu, dalam operasi yang dilancarkannya terhadap kelompok Houthi. Konfrontasi tersebut berakhir dengan penyelesaian damai antara kedua belah pihak.
Dikutip dari Aljazeera, Jumat (9/5/2025), NBC mengutip para pejabat Amerika Serikat yang mengatakan bahwa perang melawan Houthi telah menelan biaya lebih dari satu miliar dolar Amerika Serikat sejak Maret lalu.
Para pejabat ini menjelaskan bahwa perang tersebut telah merugikan militer Amerika Serikat dengan ribuan bom dan rudal, jatuhnya tujuh pesawat tempur, dan tenggelamnya dua pesawat tempur.
Washington telah mengakui bahwa satu pesawat tempur ditenggelamkan dan satu lagi hilang, keduanya adalah F-18, yang berada di atas kapal induk Amerika Serikat di Laut Merah.
Kelompok Houthi mengatakan bahwa mereka berhasil menembak jatuh kedua pesawat tempur tersebut.
Beberapa hari sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump muncul dan mengatakan bahwa Houthi telah memohon kepadanya untuk menghentikan serangan udara Amerika Serikat terhadap mereka.
Dia menambahkan bahwa dia menyetujui permintaan mereka setelah mereka berkomitmen untuk tidak menyerang kapal-kapal Amerika Serikat.
Dalam sebuah wawancara dengan NBC News, seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan, "Sudah jelas bahwa pemerintah sedang mencari jalan keluar dari kampanye melawan Houthi ini."
Dia mengatakan sulit untuk mengukur keberhasilan serangan Amerika Serikat karena pesawat tak berawak yang dikirim untuk menentukan hasil pemboman ditembak jatuh oleh Houthi. "Tidak ada pasukan Amerika Serikat di lapangan di Yaman yang dapat menilai efektivitas kampanye ini," katanya.
BACA JUGA: Mengapa Umat Islam Kini Lemah dan tak Berdaya? Ini 7 Sebabnya Menurut Alquran Hadits
"Upaya era Trump melawan Houthi telah memakan biaya tinggi dan telah menghabiskan persediaan Amerika Serikat," kata para pejabat itu.
Trump memerintahkan militer Amerika Serikat untuk melancarkan serangan udara terhadap Houthi pada bulan Maret lalu, sebagai tanggapan atas penargetan kapal induk Amerika Serikat oleh kelompok tersebut yang mencoba mencegah Houthi memberlakukan blokade laut terhadap Israel.
View this post on Instagram