Ahad 30 Mar 2025 15:28 WIB

Idul Fitri di Gaza: Reruntuhan Masjid Jadi Saksi Bisu Kesedihan

Banyak warga Gaza melaksanakan Sholat Id di antara reruntuhan masjid yang hancur.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Warga Palestina berziarah ke makam kerabat mereka pada hari pertama hari raya Idul Fitri di Kota Gaza, Jalur Gaza, 30 Maret 2025.
Foto: DOK. EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Warga Palestina berziarah ke makam kerabat mereka pada hari pertama hari raya Idul Fitri di Kota Gaza, Jalur Gaza, 30 Maret 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Warga Palestina di Jalur Gaza merayakan Hari Raya Idul Fitri pada Ahad (30/3/2025) dalam kondisi yang jauh dari kebahagiaan. Lebaran yang seharusnya penuh sukacita ini justru dipenuhi kesedihan, kelaparan, dan penderitaan akibat genosida yang tak kunjung berakhir.

Banyak warga Gaza melaksanakan Sholat Id di antara reruntuhan masjid yang hancur. Biasanya, Idul Fitri dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga, menikmati makanan khas, dan membeli pakaian baru untuk anak-anak. Namun pada tahun ini, sebagian besar dari dua juta warga Gaza hanya berjuang untuk bertahan hidup.

Baca Juga

“Ini adalah Idul Fitri yang menyedihkan. Kami kehilangan orang yang kami cintai, anak-anak kami, kehidupan kami, dan masa depan kami,” kata seorang warga Gaza, Adel al-Shaer, seperti dilansir laman AP, Ahad (30/3/2025).

Al-Shaer meneteskan air mata saat mengenang 20 anggota keluarganya yang meninggal dalam serangan udara Israel, termasuk empat keponakannya yang masih kecil dan baru saja meninggal beberapa hari lalu. Israel mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas dan melanjutkan perang awal bulan ini.

Sejak itu, serangan Israel kembali menggempur Gaza, menewaskan ratusan warga Palestina. Israel juga menghentikan masuknya bantuan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok selama empat pekan terakhir, memperburuk krisis kemanusiaan.

“Ada kematian, kelaparan, dan pengepungan di mana-mana. Kami mencoba tetap menjalankan salat Id, tetapi tidak ada yang disebut sebagai kebahagiaan Idul fitri,” kata warga Gaza lainnya, Saed al-Kourd.

Perang antara Israel dan Hamas kembali memanas pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas menyerang Israel dan menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 251 orang. Hamas masih menahan 59 sandera, dengan 24 di antaranya diyakini masih hidup.

Sejak itu, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 50 ribu warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Israel mengeklaim telah menewaskan sekitar 20 ribu militan tanpa memberikan bukti akurat. Hancurnya kota-kota di Gaza dan pengungsian massal telah membuat sekitar 90 persen penduduk kehilangan tempat tinggal, menjadikan Idul Fitri tahun ini sebagai yang paling kelam dalam sejarah mereka.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement