Jumat 28 Mar 2025 09:20 WIB

Kesaksian Sutradara Palestina Peraih Oscar yang Dipukuli dalam Tahanan Israel

Pemukim Yahudi menendang kepala Ballal seperti bola.

Hamdan Ballal
Foto: AP
Hamdan Ballal

REPUBLIKA.CO.ID, Hanya beberapa pekan lalu, Hamdan Ballal berdiri di atas panggung di Los Angeles menerima Oscar untuk film "No Other Land," sebuah dokumenter yang menggambarkan perjuangan desanya di Tepi Barat melawan pendudukan Israel.

Pada Selasa (25/3/2025), Ballal - wajahnya memar dan pakaiannya masih berlumuran darah - menceritakan kepada The Associated Press bagaimana dia dipukuli habis-habisan oleh seorang pemukim dan tentara Israel pada malam sebelumnya. Pemukim itu, kata Ballal, menendang kepalanya seperti bola selama serangan pemukim di desanya.

Baca Juga

Para tentara kemudian menahan dia bersama dua warga Palestina lainnya. Ballal mengatakan matanya ditutup selama lebih dari 20 jam. Dia harus duduk di lantai di bawah dinginnya AC yang menyala. Para tentara menendang, meninju, atau memukulnya dengan tongkat setiap kali mereka datang untuk berjaga, katanya. Meski tidak memahami bahasa Ibrani, dia mengaku mendengar mereka menyebut namanya dan kata "Oscar."

"Saya menyadari mereka menyerang saya secara khusus," katanya dalam sebuah wawancara di sebuah rumah sakit Tepi Barat setelah dibebaskan pada Selasa. “Ketika mereka mengatakan ‘Oscar’, Anda mengerti. Ketika mereka mengatakan nama Anda, Anda mengerti.”

Militer Israel tidak segera menanggapi klaim bahwa Ballal dipukuli oleh tentara. Pemukim yang diidentifikasi Ballal sebagai penyerangnya, Shem Tov Luski — yang pernah mengancam Ballal di masa lalu — membantah bahwa dia atau tentara memukulinya.

Dia mengatakan kepada AP bahwa dia dan warga Palestina lainnya di desa tersebut telah melemparkan batu ke mobilnya. Dia mengatakan bahwa dia tidak tahu Ballal adalah pemenang Oscar.

Militer Israel mengatakan pada Senin lalu, mereka telah menahan tiga warga Palestina yang diduga melemparkan batu serta seorang warga sipil Israel, yang segera dibebaskan. Ballal membantah telah melemparkan batu.

Serangan itu terjadi pada Senin malam di desa Susiya di Tepi Barat bagian selatan. Itu adalah bagian dari wilayah Masafer Yatta yang ditampilkan dalam “No Other Land,” yang menggambarkan upaya penduduk Palestina untuk menangkis serangan pemukim dan rencana militer untuk menghancurkan rumah mereka.

Menjelang matahari terbenam, saat penduduk mengakhiri puasa Ramadan mereka seharian, sekitar dua lusin pemukim Yahudi bersama polisi memasuki desa, melemparkan batu ke rumah-rumah dan merusak properti, kata para saksi.

Sekitar 30 tentara tiba segera setelah itu. Orang-orang Yahudi Israel dalam kelompok aktivis yang mendukung penduduk desa menunjukkan video diri mereka sendiri yang juga diserang, dengan para pemukim memukul mobil mereka dengan tongkat dan batu.

Ballal mengatakan, dia memfilmkan sebagian kerusakan yang disebabkan oleh para pemukim. Kemudian, dia pergi ke rumahnya sendiri dan menguncinya, dengan istri dan tiga anak kecilnya di dalam. "Saya berkata pada diri sendiri jika mereka akan menyerang saya, jika mereka membunuh saya, saya akan melindungi keluarga saya," katanya.

Ballal mengatakan Luski mendekat dengan dua tentara. Luski memukul kepalanya, menjatuhkannya ke tanah dan terus menendang dan meninju kepalanya. Pada saat yang sama, seorang tentara memukul kakinya dengan popor senjatanya, sementara yang lain mengarahkan senjatanya ke arahnya, katanya.

photo
Dari kiri ke kanan: Basel Adra, Rachel Szor, Hamdan Ballal, dan Yuval Abraham, pemenang Film Dokumenter Terbaik untuk No Other Land. Asosiasi Dokumenter Internasional (IDA) mendesak militer Israel untuk segera membebaskan Hamdan Ballal. - (Dok. EPA-EFE/CAROLINE BREHMAN)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement