REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, sejumlah relawan mengikuti pelatihan intensif yang diselenggarakan oleh Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Provinsi Jakarta, Sabtu-Ahad (22-23/2/2025) di Buperta Cibubur, Jakarta.
Pelatihan ini bertujuan untuk membekali relawan baru dengan keterampilan pertolongan kegawatdaruratan bencana, baik pada tahap pra-bencana, saat bencana terjadi, maupun pasca-bencana.
Datang dari latar belakang pendidikan dan asal yang berbeda-beda, peserta pelatihan terlihat bersemangat dan antusias mengikuti pelatihan yang berkonsep di alam terbuka.
Selama pelatihan, peserta mendapatkan pembelajaran tentang berbagai aspek kebencanaan yang terbagi menjadi lima topik utama, yakni pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), Psychological First Aid (PFA), jurnalisme kebencanaan, manajemen risiko bencana, pemberian Bantuan Hidup Dasar (BHD), dan manajemen bencana.
Direktorat Mitigasi dan Kebencanaan BNPB, Amin, yang juga merupakan instruktur pelatihan mengatakan bahwa penting bagi relawan untuk memahami medan, membentuk strategi yang tepat, dan terus meningkatkan kemampuan agar mampu berperan sebagai relawan yang andal.
Selain itu, Amin menekankan pentingnya koordinasi yang baik antara relawan, tim medis, dan pihak berwenang lainnya dalam tahap penanganan bencana di wilayah bencana.
Hal senada juga dikatakan Ketua Forum Penilaian Risiko Bencana (FPRB) DKI Jakarta Lukman. "Relawan harus siap menghadapi berbagai skenario bencana dengan sigap dan terorganisir, baik dalam mitigasi bencana, saat bencana, dan pasca bencana," jelas dia.
Mellaa, salah satu peserta mengatakan, pelatihan ini sangat berharga untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang tindakan yang harus dilakukan dalam situasi darurat. "Kami diajarkan bagaimana menilai situasi dengan cepat, memberikan pertolongan pertama yang tepat, serta bekerja sama dalam tim untuk memastikan keselamatan diri sendiri dan orang lain," ujar Mellaa.
Melalui pelatihan ini, Mellaa berharap, para relawan mampu menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Hal ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat kesiapsiagaan bencana di Indonesia agar upaya manajemen bencana dapat berjalan lebih efektif dan efisien.