REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Krisis kelaparan di Gaza terjadi akibat terhambatnya penyaluran bantuan (oleh Israel), bukan karena kekurangan pangan. Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, pada Ahad (24/8/2025) menyampaikan pernyataan tersebut, di tengah laporan bahwa anak-anak terus meninggal akibat kelaparan.
“Anak-anak telah berbulan-bulan hidup tanpa makanan yang cukup,” kata Russell kepada CBS. “Kita menyaksikan situasi mengerikan di mana anak-anak berada di ambang kelaparan dan akhirnya meninggal karena kelaparan.”
Russell menekankan, krisis ini seharusnya bisa dicegah. Menurut dia, pangan sebenarnya tersedia di dekat wilayah tersebut, tetapi tidak bisa sampai ke warga yang membutuhkan.“Ini bukan karena badai atau kekeringan. Ini terjadi karena kami tidak bisa menyalurkan cukup bantuan kepada anak-anak itu,” ujarnya.
Menanggapi klaim pemerintah Israel yang membantah adanya kondisi kelaparan, Russell membela penilaian PBB.
Ia menjelaskan Klasifikasi Tahap Kerawanan Pangan Terpadu (IPC) yang memastikan adanya kelaparan di Gaza utara, dilakukan oleh para ahli independen berdasarkan tingkat kekurangan pangan, angka gizi buruk, dan jumlah kematian akibat kelaparan.
“Kita tahu anak-anak meninggal, bukan? Saya lelah dengan perdebatan apakah informasi yang kami sampaikan benar atau tidak,” kata Russell. Ia menyerukan agar media internasional diberi akses ke Gaza untuk memverifikasi kondisi di lapangan.