Senin 25 Aug 2025 11:55 WIB

UNICEF: Kelaparan di Gaza Disebabkan Blokade, Bukan karena Kekurangan Pangan

Krisis ini seharusnya bisa dicegah mengingat bahan pangan tersedia.

Potret Ahmed El-Sheikh Eid (7 tahun) yang menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi, berada di tenda kamp pengungsi Palestina di Mawasi Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat (2/5/2025). Terkunci, tersegel, dan hancur oleh pemboman Israel, Gaza menghadapi bencana kelaparan. Ribuan anak Gaza dirawat karena kekurangan gizi. Badan PBB mendokumentasikan peningkatan malnutrisi akut di kalangan anak-anak. Mereka menemukan kekebalan tubuh yang rendah, sering sakit, kehilangan berat badan dan massa otot, tulang atau perut menonjol, dan rambut rapuh. Data UNICEF, sejak awal tahun, lebih dari 9.000 anak telah atau sedang dirawat karena malnutrisi akut.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Potret Ahmed El-Sheikh Eid (7 tahun) yang menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi, berada di tenda kamp pengungsi Palestina di Mawasi Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat (2/5/2025). Terkunci, tersegel, dan hancur oleh pemboman Israel, Gaza menghadapi bencana kelaparan. Ribuan anak Gaza dirawat karena kekurangan gizi. Badan PBB mendokumentasikan peningkatan malnutrisi akut di kalangan anak-anak. Mereka menemukan kekebalan tubuh yang rendah, sering sakit, kehilangan berat badan dan massa otot, tulang atau perut menonjol, dan rambut rapuh. Data UNICEF, sejak awal tahun, lebih dari 9.000 anak telah atau sedang dirawat karena malnutrisi akut.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Krisis kelaparan di Gaza terjadi akibat terhambatnya penyaluran bantuan (oleh Israel), bukan karena kekurangan pangan. Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, pada Ahad (24/8/2025) menyampaikan pernyataan tersebut, di tengah laporan bahwa anak-anak terus meninggal akibat kelaparan.

“Anak-anak telah berbulan-bulan hidup tanpa makanan yang cukup,” kata Russell kepada CBS. “Kita menyaksikan situasi mengerikan di mana anak-anak berada di ambang kelaparan dan akhirnya meninggal karena kelaparan.”

Baca Juga

Russell menekankan, krisis ini seharusnya bisa dicegah. Menurut dia, pangan sebenarnya tersedia di dekat wilayah tersebut, tetapi tidak bisa sampai ke warga yang membutuhkan.“Ini bukan karena badai atau kekeringan. Ini terjadi karena kami tidak bisa menyalurkan cukup bantuan kepada anak-anak itu,” ujarnya.

Menanggapi klaim pemerintah Israel yang membantah adanya kondisi kelaparan, Russell membela penilaian PBB.

Ia menjelaskan Klasifikasi Tahap Kerawanan Pangan Terpadu (IPC) yang memastikan adanya kelaparan di Gaza utara, dilakukan oleh para ahli independen berdasarkan tingkat kekurangan pangan, angka gizi buruk, dan jumlah kematian akibat kelaparan.

“Kita tahu anak-anak meninggal, bukan? Saya lelah dengan perdebatan apakah informasi yang kami sampaikan benar atau tidak,” kata Russell. Ia menyerukan agar media internasional diberi akses ke Gaza untuk memverifikasi kondisi di lapangan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement