REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Tentara Penjajah Israel (IDF) telah membuat posisi baru di Pedesaan Quneitra di Suriah, khususnya di sepanjang jalur Rasm al-Rawadi, Umm al-Edam, dan Bendungan al-Mantara.
Warga Desa Swisah di pedesaan selatan Quneitra menyaksikan penolakan penduduk setempat terhadap pasukan pendudukan yang telah maju ke desa tersebut, memasuki barak di dalam dan di sekitarnya, sumber lokal mengatakan kepada Al-Mayadeen yang diterbitkan pada Rabu (25/12/2024).
Dengan buldoser dan tank, tentara teroris menyerbu barak di tengah desa. Mereka melakukan tindakan vandalisme dan menebang pohon di sekitarnya tetapi tidak mendekati rumah-rumah penduduk, sumber tersebut mengindikasikan.
Selanjutnya, pasukan pendudukan pindah ke barak di sebelah barat desa, melanjutkan tindakan penghancuran mereka, yang mendorong penduduk untuk berkumpul di dekat lokasi tersebut sebagai protes terhadap serangan tersebut dan mengibarkan bendera Suriah.
Pasukan Israel kemudian melepaskan tembakan untuk mencegah para pengunjuk rasa mendekat. Setidaknya lima orang dilaporkan terluka.
Menurut sumber tersebut, pasukan Israel mengangkut peralatan, termasuk buldoser, ke daerah al-Tallayn al-Homr, tempat mereka telah ditempatkan selama beberapa waktu.
Pasukan penjajah memberi ultimatum kepada penduduk Jubatha al-Khashab untuk menyerahkan senjata. Mereka telah memberi penduduk kota Jubata al-Khashab di pedesaan utara Quneitra tenggat waktu 48 jam untuk menyerahkan semua jenis senjata.
Hal ini telah memicu seruan kepada pemerintahan baru di Damaskus, yang dinilai belum mengambil tindakan apa pun. Menanggapi ancaman Israel, para tetua kota mengindikasikan bahwa mereka hanya akan menyerahkan senjata kepada otoritas Suriah.