Jumat 21 Nov 2025 00:00 WIB

Netanyahu Kunjungi Wilayah Suriah Secara Ilegal, Damaskus dan PBB Meradang

Israel klaim sejumlah wilayah Suriah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara saat konferensi pers di kantor Perdana Menteri di Yerusalem, Ahad, 10 Agustus 2025.
Foto: Abir Sultan/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara saat konferensi pers di kantor Perdana Menteri di Yerusalem, Ahad, 10 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, didampingi sejumlah menteri dalam kabinetnya, mengunjungi zona demiliterisasi di selatan Suriah pada Rabu (19/11/2025).

Sementara Damaskus mengecam kunjungan tersebut dan menganggapnya bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan, serta meminta PBB untuk menghentikan pelanggaran berulang yang dilakukannya.

Baca Juga

Dilansir Aljazeera, Kamis (20/11/2025), Netanyahu mengatakan kehadiran pasukan Israel di zona penyangga di Suriah sangat penting, saat mengunjungi tentara Israel yang ditempatkan di sisi Suriah dari garis pemisah.

Dia menegaskan dalam video yang dipublikasikan oleh kantornya, "Kami sangat mementingkan kemampuan kami di sini, baik dalam hal pertahanan maupun serangan. Ini adalah tugas yang dapat berkembang kapan saja, tetapi kami mengandalkan kalian."

Saluran 12 Israel melaporkan bahwa Netanyahu melakukan kunjungan lapangan ke zona penyangga Suriah bersama Menteri Pertahanan Yisrael Katz, Menteri Luar Negeri Gideon Sa'ar, dan Kepala Staf Angkatan Darat Eyal Zamir.

Kunjungan ini terjadi beberapa jam setelah Netanyahu mengumumkan pembatalan sidang yang dijadwalkan di Pengadilan Pusat Israel dalam kasus korupsi yang menjeratnya, dengan alasan kesibukan dengan masalah keamanan yang mendesak.

Dalam sebuah postingan di akunnya di platform X, Netanyahu mengatakan dirinya menerima pengarahan operasional selama kunjungannya.

Sementara itu, lembaga penyiaran Israel mengutip sumber-sumber Israel yang tidak disebutkan namanya, bahwa kunjungan Netanyahu ke Suriah dilakukan dengan latar belakang terhambatnya negosiasi penandatanganan perjanjian keamanan antara Israel dan Suriah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement