REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Menteri Lingkungan Hidup (LH)Hanif Faisol Nurofiq mengajak santri menjadi panutan pengelolaan sampah. Santri memiliki modal komunikasi massa yang memadai untuk berdakwah. Juga untuk menggerakkan masyarakat mengelola sampah dan jaga lingkungan.
"Sampah di Indonesia ini ada sekitar 68 juta ton per tahun. Di Jakarta saja, kita masih sibuk mengelola 8.000 ton per hari, hampir ada 1.000 truk setiap hari yang mengangkut sampah di Jakarta. Jadi saya ingin titip pesan untuk umarah (pemimpin agama) di sini untuk mengelola sampah, jadikan adik-adik ini untuk teladan dan pengelolaan sampah di sekitar," katanya saat mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Quran, Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu.
Ia menegaskan melalui pondok pesantren (ponpes), budaya luhur penyelamatan lingkungan terus diperhatikan dengan cermat.
"Melalui pendidikan ponpes, nilai-nilai budaya luhur penyelamatan lingkungan diperhatikan dengan cermat. Adik-adik akan menjadi contoh penyelamatan lingkungan di wilayahnya," ujar dia.
Ia mengemukakan saat ini pihak Kementerian LH tengah mendesain kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan Kementerian Agama (Kemenag) untuk menjadikan Adiwiyata sebagai salah satu capaian di bidang pendidikan.
"Kami sedang mendesain kerja sama dengan Kemendikdasmen dan kemungkinan juga Kemenag untuk menjadikan Adiwiyata itu sebagai salah satu capaian dari pendidikan kita, dari lapis pendidikan dasar sampai menengah," ucapnya.
Saat ini, lanjut dia, Kementerian LH juga terus melakukan evaluasi tentang Adiwiyata yang capaiannya masih belum cukup memuaskan.
"Jadi kita sedang menyusun evaluasi, karena selama ini ternyata Adiwiyata itu ditangani sendiri oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sehingga capaiannya sedikit, dari tingkat SD, SMP, SMA, itu baru 2.500 yang Adiwiyata-nya," kata Menteri Hanif.
Menurutnya, pengelolaan sampah bisa dilakukan dengan cara-cara yang cukup sederhana dari lingkungan sekitar. "Cukup dengan memilah sampah di sekitar ruang kerja kita, atau di kelas-kelas," tuturnya.
Hanif juga menyebutkan negara maju dimulai dengan kebersihan sampah di sekitarnya.