Rabu 17 Jul 2024 16:11 WIB

RI Masih Impor dari Israel, MUI Pertanyakan Keseriusan Mendag

MUI sudah mengeluarkan fatwa tentang haramnya produk yang terafiliasi Israel.

Ketua Komisi pendidikan dan Kaderisasi MUI, Dr Sudarnoto Abdul Hakim saat ditemui di Jl. Ciniki Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/7).
Foto:

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang ditelusuri Republika, urutan pertama produk impor Israel ke Indonesia pada periode Januari-April 2024 adalah alat permesinan dan mekanik (HS 84). Nilai impornya mencapai 24,52 juta Dolar AS. Angka ini melonjak drastis dari periode yang sama tahun lalu, yaitu 1,87 juta dolar AS.

Tiga produk lain yang diimpor dari Israel dengan nilai terbesar adalah mesin dan peralatan elektronik (HS 85) senilai 1,24 juta Dolar AS (naik dari 942 ribu dolar AS pada periode yang sama tahun lalu). Perkakas dari logam tak mulia (HS 82) senilai 1,22 juta Dolar AS (turun dari 1,78 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu). Terakhir amunisi, senjata dan yang terkait dengannya (HS 93) senilai 8.047 dolar AS.

BPS mencatatkan ada lonjakan tajam impor dari negara Zionis Israel pada tahun ini. Jika periode Januari-April tahun 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terlihat ada peningkatan hampir 340 persen.

photo
Indonesia Impor Apa dari Israel? - (Republika)

Laporan BPS per Juni 2024 mencatat masih ada aktivitas impor barang dari Israel ke Indonesia. Namun, angkanya mengalami penurunan 54 persen pada Juni 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.

“Impor asal Israel kecil sekali dibandingkan dengan total impor, turun sekitar 54 persen dibandingkan bulan lalu,” kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (15/7/2024).

Tercatat, impor barang dari Israel mencapai 2,76 juta dolar AS, atau sekitar Rp 44,62 miliar (kurs Rp 16.170 per dolar AS) pada Juni 2024. Angka tersebut mengalami penurunan 53,7 persen secara bulanan dari angka 5,97 juta dolar AS pada Mei 2024.

Sementara itu, secara tahunan, nilai tersebut tercatat melonjak 82,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu di angka 1,51 juta dolar AS.

Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Hasibuan membantah bahwa Kemendag berperan dalam banjirnya barang impor. Lewat postingan di Instagram @barakhasibuan, dia mengungkapkan, Kemendag menangani situasi masuknya barang-barang impor tertentu dalam volume besar yang dianggap merugikan industri lokal.

Dia menjelaskan, ada dua instrumen utama yang digunakan oleh Kemendag yaitu dengan menerapkan safeguard duties dan anti dumping duties yang diperbolehkan under the WTO provisions.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement