Selasa 10 Sep 2024 17:32 WIB

Anak Gaza Usia 7 Tahun: Kami Sarapan Rasa Sakit, Makan Siang Perih dan Luka

Walid Abujazar sudah bicara di depan ribuan jamaah masjid di Gaza saat balita.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ramadan Abujazar berusia 10 tahun dan adiknya Walid Abujazar yang baru berusia 7 tahun dijuluki anak ajaib Palestina berkunjung ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Foto: Fuji E Permana
Ramadan Abujazar berusia 10 tahun dan adiknya Walid Abujazar yang baru berusia 7 tahun dijuluki anak ajaib Palestina berkunjung ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Selasa (10/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ramadan Abujazar berusia 10 tahun dan adiknya Walid Abujazar yang baru berusia 7 tahun dijuluki anak ajaib Palestina berkunjung ke Indonesia. Walid Abujazar disebut anak ajaib Gaza karena kemampuan retorikanya di atas rata-rata.

Walid Abujazar sudah membaca 1.500 buku dan kisah di usia yang sangat belia, itulah mengapa dia dijuluki sebagai anak ajaib Gaza. 

Baca Juga

Walid Abujazar sudah bicara di depan ribuan jamaah masjid di Gaza ketika usianya baru 2,5 tahun. Ia juga sudah diundang ke banyak media internasional.

Walid Abujazar berkunjung ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta pada Selasa (10/9/2024). Walid Abujazar memperkenalkan dirinya dengan menyebut dirinya sebagai doktor, kemudian disambut tawa ungkapan kekaguman dan rasa haru orang-orang yang hadir di Aula Buya Hamka, MUI.

"Perkenalkan nama saya Doktor Walid Abujazar usia 7 tahun, saya dari Gaza, saya sampaikan titipan salam, salam terimakasih, salam cinta dan salam rindu dari anak-anak Gaza, dari puing dan reruntuhan bangunan di Gaza untuk semua yang hadir di majelis ini," ujar Walid Abujazar di kantor MUI, Jakarta, Selasa (10/9/2024). 

Walid Abujazar mengungkapkan bahwa anak-anak Palestina hidup tumbuh dan berkembang dengan berbagai penderitaan. Setiap pagi sarapan rasa sakit dan makan siang dengan rasa perih dan luka.

"Kami sarapan rasa sakit, makan siang perih dan luka, tapi itu semua tidak akan pernah mematikan semangat kami, kami akan menghidupkan perjuangan Baitul Maqdis karena perjuangan itulah yang akan menghidupkan kami," ujar Walid Abujazar. 

Walid Abujazar mengaskan, anak-anak Gaza tidak akan gentar meski harus minum air garam untuk bertahan hidup.

"Saya juga melihat masa depan Masjidil Aqsa, Insya Allah semua akan berkumpul di Masjidil Aqsa sebagai pembebas Masjidil Aqsa," ujar Walid Abujazar yang diterjemahkan Ustadz Husein Gaza di Kantor MUI.

Ramadan Abujazar kakak dari Walid Abujazar di tempat yang sama menyampaikan, jangan pernah berhenti berjuang bersama Gaza, karena korban dari penjajahan ini bukan hanya orang-orang Gaza dan Palestina. Tapi semua umat Islam yang jadi korban dari penjajahan yahudi Israel.

Ramadan Abujazar menegaskan, Yahudi Israel tidak akan puas hanya dengan menguasai Gaza dan Palestina. Yakin jika Gaza sampai runtuh, Israel akan ekspansi dan melahap sejauh yang mereka bisa lahap.

"Ketahuilah bukan kami (orang-orang Gaza Palestina) yang membuthkan kalian tapi kalian yang membutuhkan kami, hari ini warga Gaza yang sedang memperjuangkan kehormatan Islam yakni Masjidil Aqsa, dengan mengorban harta, darah dan nyawa," ujar Ramadan Abujazar.

Ramadan Abujazar menegaskan, maka mohon bantu Gaza secara totalitas, sebagaimana Amerika Serikat (AS) dan Prancis membantu Israel secara totalitas. Gaza juga ingin dibantu umat Islam secara totalitas.

Ia mengingatkan, jangan sampai terlambat membantu, jangan sampai Gaza habis, lantas umat Islam jadi sasaran selanjutnya Israel sang penjajah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement