REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Lazismu PP Muhammadiyah Edi Suryanto mengatakan Muhammadiyah telah menghimpun dana bantuan kemanusiaan untuk Palestina sebesar Rp 40 miliar. Adapun dana yang telah tersalurkan sebesar Rp 28 miliar.
“Untuk jumlah dana yang sudah tersalurkan sampai sekarang Rp. 28.998.280.433,” kata Edi kepada Republika, Kamis (24/1/2024).
Penghimpunan ini dilakukan oleh Lazismu sebagai lembaga penghimpun dana kemanusiaan Muhammadiyah. Penghimpunan ini sendiri telah dilakukan Lazismu sejak 2018.
Sampai saat ini Lazismu sebagai lembaga amil zakat nasional terus melakukan respons kedaruratan untuk memastikan bantuan kemanusiaan dapat diterima dengan baik oleh para penerima manfaat.
Belum lama ini pun, kata Edi, Muhammadiyah melepas para relawannya untuk berangkat ke Gaza, Palestina pada Selasa (23/1/2024). Mereka terdiri dari lima orang, Naibul Umam Eko Sakti selaku Team Leader, Tri Yunanto Arliono selaku dokter layanan kesehatan, Wahyu Pristiawan Buntoro selaku Tim Keamanan Darurat (SSO), Huda Khoirun Nahar selaku logistik dan Gunawan Hidayat selaku perwakilan Lazismu yang akan ikut untuk melakukan koordinasi di lapangan.
Muhammadiyah bekolaborasi dengan lintas lembaga yang didukung juga oleh lembaga kemanusiaan lokal di Palestina, bantuan dari masyarakat (donatur) dari seluruh Indonesia, masih akan terus disalurkan untuk warga Palestina. Bantuan yang disalurkan ini berupa makanan dan kesehatan.
Dalam sejarahnya, penjajahan Israel atas Palestina sudah terjadi sejak tahun 1948. Penjajahan itu sampai sekarang tak kunjung surut. Tindakan Israel untuk mengokupasi wilayah di tanah Palestina masih terus terjadi. Yang terbaru dimulai pada 7 Oktober 2023, yang menelan banyak korban terutama warga sipil, dan tindakan Israel berujung pada upaya genosida.
Data per Januari 2024, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, setidaknya 24.762 warga Palestina meninggal dunia. Sekitar 70 persen dari mereka yang terbunuh banyaknya perempuan dan anak-anak. Sementara itu, sebanyak 62.108 warga Palestina lainnya dilaporkan terluka.
Bahkan dalam laporan Office for Coordination on Humanitarians Affairs (OCHA), antara 7 Oktober 2023-17 Januari 2024 sebanyak 355 warga Palestina, termasuk 90 anak-anak terbunuh di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Hingga 19 Januari 2024, ada 1,7 juta pengungsi berlindung di tempat penampungan darurat yang ditangani The United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) dan penampungan umum, serta tempat-tempat informal. Karena situasi keamanan dan upaya evakuasi, maka para pengungsi terus memperoleh layanan dan perlindungan kendati tempat penampungan sangat padat.