REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Pondok Pesantren Nuu Waar-AFKN, Setu, Kabupaten Bekasi, berlangsung khidmat dan penuh makna. Upacara yang digelar Ahad (17/8/2025) ini dipimpin langsung oleh Presiden Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN), KH MZ Fadzlan Rabbany Garamatan, yang akrab disapa Ustadz Papua.
Ustadz Fadzlan mengingatkan bahwa meski Indonesia telah menginjak usia 80 tahun, perjuangan bangsa belum selesai. Ia menyoroti masih banyaknya rakyat yang belum merasakan kemerdekaan secara utuh.
"Pekerjaan belum selesai karena masih banyak anak bangsa yang belum merasakan kemerdekaannya," ujar Ustadz Fadlan dalam keterangannya, Selasa (19/8/2025).
Menurut dia, masih banyak anak bangsa yang hidup di dalam kesusahan dan kemiskinan. Sementara, masih banyak oknum pejabat negara yang hidup di dalam kepalsuan, yang mementingkan diri sendiri dan melupakan rakyat.
"Kita harus terus bekerja untuk membebaskan keadaan seperti ini," ucapnya.
Menurutnya, makna merdeka tidak hanya sebatas lepas dari penjajahan fisik, tetapi juga menyangkut kebersihan hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan.
"Kalau orang sudah suci hatinya maka bagikan kepada yang lain, karena merdeka itu bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi ditorehkan kepada seluruh anak bangsa dengan karya yang bisa menyenangkan," katanya.
Ustadz yang dikenal dengan sebutan "Ustadz Sabun Mandi" ini juga menekankan bahwa pesantren memiliki peran penting dalam membangun akhlak dan memperbaiki bangsa.
"Kita tetap berharap ke depannya, kita terus berjuang dengan segala apa yang ada, kita terus memperbaiki. Jangan menyalahkan tapi kita memberi tausiyah. Dan tausiyah itu adalah bagian daripada nasihat, dan nasihat itu adalah bagian dari mencerdaskan kehidupan bangsa," jelasnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Bukhori Muslim menyampaikan bahwa hakikat kemerdekaan adalah keteguhan dalam tauhid.
"Kalau hamba Allah bertauhid, insya Allah bangunan apapun di atasnya akan kokoh dan lurus. Jangan bosan menjadi manusia merdeka, sebab merdeka itu berarti istiqomah, dan istiqomah artinya tidak kapok menjadi orang baik," katanya.
Upacara yang diikuti santri dan masyarakat Kampung Ciledug ini berlangsung meriah dengan pengibaran bendera Merah Putih, pembacaan UUD 1945, hingga pengukuhan pengurus Perkumpulan Bekam Indonesia. Pondok Pesantren Nuu Waar-AFKN juga menerima bantuan Tren Home, teknologi internet karya anak bangsa untuk mendukung aktivitas pendidikan pesantren.
Acara kemudian ditutup dengan ramah tamah di Pendopo Pesantren, mempererat kebersamaan antara santri, pengurus, dan warga sekitar. Gelaran ini menjadi bukti cinta pesantren terhadap Indonesia sekaligus penghormatan atas jasa para pahlawan.