Senin 22 Jan 2024 11:37 WIB

Mengapa Kuil Ayodhya yang Baru Kontroversial?

Dalam kisah epik Ramayana, disebutkan Ayodhya merupakan tempat kelahiran Rama.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Kuil Ram di Ayodhya.
Foto: Google.com
Kuil Ram di Ayodhya.

REPUBLIKA.CO.ID, Perdana Menteri India, Narendra Modi, akan memimpin upacara pembukaan kuil megah untuk Raja Dewa Rama. Pada Senin (22/1/2023), ia memenuhi janji Bharatiya Janata Party (BJP) tiga dekade yang lalu.

Pembangunan kuil yang dimulai pada 2020 menjadi isu memecah belah karena kuil ini dibangun di atas tanah masjid abad ke-16 yang dihancurkan massa pada 1992. Peristiwa itu memicu kerusuhan di seluruh negeri yang menewaskan 2.000 orang, sebagian besar masyarakat minoritas Muslim.

Baca Juga

Sengketa hukum berakhir tahun 2019 ketika Mahkamah Agung mengizinkan masyarakat Hindu membangun kuil di lahan itu. Dengan syarat muslim mendapatkan sebidang tanah untuk membangun masjid di sana.  

Modi meletakkan batu pertama kuil salah satu dewa Hindu yang akan seluas satu hektar di dalam kompleks seluas 28 hektare. Diawasi mantan kepala staf Modi, Nripendra Misra, pembangunan kuil itu memakan biaya sekitar 15 miliar rupee atau 181 juta dolar AS yang berasal dari kontribusi warga India.

Dalam kisah epik Ramayana, disebutkan bahwa Ayodhya merupakan tempat kelahiran Rama yang diyakini reinkarnasi dari Dewa Wisnu. Kota itu kini terletak di selatan Negara Bagian Uttar Pradesh sekitar 700 kilometer dari New Delhi.

Masjid yang dihancurkan massa lebih dari tiga dekade lalu dibangun pada masa kekuasaan Kaisar Mughal pertama, Babur pada tahun 1528. Banyak umat Hindu India yang percaya masjid itu dibangun di tempat Rama dilahirkan.

Pada Desember 1949, pihak berwenang menyita masjid itu setelah aktivis Hindu meletakan patung Rama di dalamnya. Pengadilan melarang patung itu dipindahkan dan bangunan yang digunakan sebagai masjid disita.

Kelompok-kelompok Hindu dan Muslim mangajukan klaim terpisah pada lokasi dan bangunan tersebut. Pada tahun 1989 pengadilan tinggi memerintahkan untuk mempertahankan status quo.

Kelompok-kelompok Hindu dan Muslim gagal menyelesaikan sengketa ini melalui pembicaraan sebelum BJP yang kini dipimpin Modi menggelar kampanye di seluruh negeri pada 1990 untuk membangun kuil di atas lahan tersebut.

Presiden partai BJP saat itu Lal Krishna Advani berkelili India dengan truk yang menyerupai kereta kuno. Langkah ini memicu semangat umat Hindu dan memperburuk keretakan dengan muslim tapi juga membawa nama partai itu ke tingkat nasional.

Puncak kampanye BJP terjadi pada 6 Desember 1992 di Ayodhya. Ketika massa memanjat masjid dan menghancurkan kubah dengan kapak dan palu. Menghancurkan seluruh bangunan masjid. Peristiwa ini memicu kekerasan sektarian di beberapa wilayah India, menewaskan sekitar 2.000 orang yang sebagian besar umat Islam.

Muslim minoritas di India, hanya 14 persen dari 1,42 miliar populasinya. Sebagai salah satu petugas partai, saat itu Modi membantu mengatur tur truk kuil kuno yang dimulai di Negara Bagian Gujarat. Ia naik ke tampuk kekuasaan pada 2014 dengan janji-janji agenda nasionalis Hindu termasuk membangun kuil tersebut. 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement