REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan, India hanya menghentikan sementara aksi militer terhadap Pakistan. Pernyataan tersebut disampaikan Modi dalam pidato pertamanya di hadapan publik sejak gencatan senjata menyusul konfrontasi militer sengit pada pekan lalu.
Konfrontasi tersebut mengancam perang habis-habisan kelima antara kedua negara tetangga bersenjata nuklir tersebut, dikutip dari Al-Jazeera. Berbicara pada Rabu (13/5/2025), pemimpin Hindu ultranasionalis tersebut mengatakan, pemerintahnya tidak akan membedakan antara pemerintah yang mendukung "terorisme" dan "kelompok teroris".
Ia mengatakan India akan membalas dengan caranya sendiri jika ada serangan teroris terhadap negara tersebut pada masa mendatang.
Militer India meluncurkan beberapa serangan rudal yang menargetkan beberapa lokasi di Pakistan dan Kashmir yang berada di bawah pengelolaan Pakistan pada 6 Mei. India mengklaim, serangan tersebut menargetkan "infrastruktur teroris". Pakistan menolak klaim tersebut.
Modi menuding Pakistan memilih untuk menyerang India daripada memerangi terorisme. Menurut Modi, negaranya tidak akan menoleransi apa yang disebut sebagai 'pemerasan nuklir'. “Kami akan memantau setiap langkah Pakistan,” kata Modi.
Beralih ke Perjanjian Perairan Indus dengan Pakistan, Modi mengatakan, “Teror dan perdagangan tidak dapat berjalan bersamaan, air dan darah tidak dapat mengalir bersamaan.”