REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apa itu korupsi? Syed Hussein Alatas dalam buku Korupsi: Sifat, Sebab dan Fungsi menyebutkan, esensi korupsi adalah pencurian melalui penipuan dalam situasi yang mengkhianati kepercayaan.
Alhasil, seorang koruptor bukanlah pencuri biasa. Sebab, yang dilakukannya bukan hanya mencuri barang atau materiel berharga, tetapi juga mencederai kepercayaan (trust) orang lain.
Dalam kasus korupsi yang dilakukan pejabat negara, misalnya, ia sekurang-kurangnya telah mengkhianati sumpah jabatan, yang dahulu diucapkannya. Pun ia menodai trust yang telah dipercayakan publik kepadanya.
Islam dengan amat tegas mengutuk perbuatan korupsi. Bahkan, Nabi Muhammad SAW pernah menunjukkan keengganannya melakukan shalat jenazah ketika si mayit diketahui dahulunya adalah pelaku korupsi.
Pada tahun keenam Hijriah, Perang Khaibar terjadi. Khaibar adalah nama sebuah perkampungan Yahudi di area Madinah.
Kaum ini telah mengkhianati perjanjian yang sudah dibuat antara mereka dan Rasulullah SAW. Sesudah jelas bukti-bukti yang ada, mereka bukannya mengaku bersalah, justru mundur ke dalam benteng mereka di Khaibar.
Pasukan Muslimin pun mengepung benteng itu. Hingga pada akhirnya, kaum Yahudi ini kalah. Pengepungan pun berujung pada kemenangan bagi umat Islam.
Di tengah kegembiraan para sahabat Nabi atas kemenangan tersebut, sebuah peristiwa mengejutkan terjadi. Seorang lelaki dari kubu pasukan Muslimin meninggal dunia.
Kabar duka ini lalu segera disampaikan kepada Rasulullah SAW. Pengurusan jenazah pun dilakukan.
Setelah jenazah dimandikan dan dikafankan, maka siap untuk dishalatkan. Para sahabat Nabi sudah siap dan membentuk belasan saf. Mereka tinggal menunggu kedatangan Rasulullah SAW.
Namun, sikap Nabi SAW mengejutkan mereka. Ternyata, beliau tidak mau menshalatkan jenazah itu.
حدثنا مسدد أن يحيى بن سعيد وبشر بن المفضل حدثاهم عن يحيى بن سعيد عن محمد بن يحيى بن حبان عن أبي عمرة عن زيد بن خالد الجهني أن رجلا من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم توفي يوم خيبر فذكروا ذلك لرسول الله صلى الله عليه وسلم فقال صلوا على صاحبكم فتغيرت وجوه الناس لذلك فقال إن صاحبكم غل في سبيل الله ففتشنا متاعه فوجدنا خرزا من خرز يهود لا يساوي درهمين
“Telah menceritakan kepada kami Musaddad, dari Yahya bin Sa‘id dan Bisyr bin Mufadlal, dari Yahya bin Sa‘id, dari Muhammad bin Yahya bin Habbān, dari Abu ‘Amrah, dari Zaid bin Khalid al-Juhani, bahwa seorang laki-laki dari para sahabat Nabi SAW wafat pada hari (penaklukan) Khaibar.
Kemudian, mereka menyebutkan hal itu kepada Rasulullah SAW. Maka beliau bersabda, 'Shalatkanlah sahabat kalian.'