Sabtu 11 Nov 2023 13:24 WIB

Peringati Wafatnya Yasser Arafat, Mahmoud Abbas Angkat Penderitaan Rakyat Gaza

Belasan ribu orang Palestina dibunuh Israel dalam sebulan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
Tokoh Palestina Yasser Arafaf
Foto: EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Tokoh Palestina Yasser Arafaf

REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH – Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengangkat penderitaan penduduk di Jalur Gaza dalam acara peringatan 19 tahun wafatnya mantan presiden Palestina, Yasser Arafat, Jumat (10/11/2023). Abbas menegaskan, Israel secara mencolok mengabaikan hukum internasional dalam agresinya ke Gaza.

“Dalam keadaan yang sulit dan penuh bencana ini, tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan perang genosida dan kehancuran yang menimpa rakyat Palestina di Gaza oleh mesin pembunuh Israel, yang secara terang-terangan mengabaikan hukum internasional,” kata Abbas, dikutip kantor berita Palestina, WAFA.

Baca Juga

Abbas bertanya-tanya, mengapa dunia bisa tetap diam melihat warga sipil Gaza dibunuh, rumah sakit dan fasilitas kesehatannya diserang, kemudian bangunan tempat tinggal serta penampungan ikut dihancurkan. “Apa yang terjadi di Tepi Barat, termasuk kota-kota, kamp-kamp, dan desa-desanya, serta di Yerusalem tidak kalah kejinya dengan apa yang terjadi di Gaza,” ucap Abbas.

Jumlah warga Palestina di Jalur Gaza yang terbunuh dalam serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menembus 11.078 ribu jiwa.“Para korban (meninggal) termasuk 4.506 anak-anak, 3.027 perempuan, dan 678 orang lanjut usia. Sementara 27.490 orang terluka,” ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Ashraf al-Qudra pada konferensi pers Jumat lalu, dikutip Anadolu Agency.

Dia menambahkan, sebanyak 2.700 orang, termasuk 1.500 anak-anak, juga dilaporkan terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang rata akibat serangan Israel. “Agresi Israel juga telah menyebabkan 198 petugas medis tewas dan 53 ambulans hancur,” ujar Al-Qudra.

Penanganan para korban luka di Gaza kian sulit dilakukan karena dalam serangannya Israel terus membidik fasilitas-fasilitas kesehatan. “Israel menargetkan 135 institusi kesehatan dan membuat 21 rumah sakit serta 47 pusat kesehatan primer tidak dapat beroperasi,” ucap Al-Qudra.

Sejak pertempuran di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023 lalu, situasi di Tepi Barat pun ikut memanas. Pasukan Israel mengintensifkan operasi penggerebekan dan penangkapan terhadap warga Palestina yang dituduh terlibat kegiatan teroris atau terafiliasi Hamas. Aksi kekerasan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina di Tepi Barat turut melonjak. Sejak 7 Oktober 2023 hingga Jumat kemarin, sudah terdapat setidaknya 183 warga Palestina di Tepi Barat yang terbunuh. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement