Rabu 26 Nov 2025 16:50 WIB

BTN Bukukan Laba Bersih Rp 2,50 Triliun hingga Oktober 2025

Permintaan pembiayaan perumahan menopang laba dan aset BTN sepanjang 2025.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu bersama jajaran direksi dan komisaris BTN dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BTN di Menara I BTN, Jakarta, Selasa (18/11/2025). Dalam agenda tersebut para pemegang saham menyetujui pemisahan (spin-off) Unit Usaha Syariah (UUS) kepada PT Bank Syariah Nasional (BSN). Melalui keputusan ini, seluruh hak dan kewajiban UUS BTN dialihkan ke BSN. Hasil penggabungan UUS BTN dan Bank Victoria Syariah tersebut akan menjadikan BSN sebagai bank umum syariah (BUS) dengan aset terbesar kedua di Indonesia, dengan total aset mencapai Rp71,3 triliun.
Foto: Dok Republika
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu bersama jajaran direksi dan komisaris BTN dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BTN di Menara I BTN, Jakarta, Selasa (18/11/2025). Dalam agenda tersebut para pemegang saham menyetujui pemisahan (spin-off) Unit Usaha Syariah (UUS) kepada PT Bank Syariah Nasional (BSN). Melalui keputusan ini, seluruh hak dan kewajiban UUS BTN dialihkan ke BSN. Hasil penggabungan UUS BTN dan Bank Victoria Syariah tersebut akan menjadikan BSN sebagai bank umum syariah (BUS) dengan aset terbesar kedua di Indonesia, dengan total aset mencapai Rp71,3 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) membukukan laba bersih sebesar Rp2,50 triliun hingga akhir Oktober 2025. Capaian itu naik 13,72 persen secara tahunan dari Rp2,20 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan capaian tersebut ditopang strategi bisnis yang dijalankan perseroan secara konsisten. Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tetap on track sejalan dengan permintaan kredit yang terus meningkat stabil, terutama di pasar perumahan tapak menengah ke bawah serta segmen institusi atau korporasi.

Baca Juga

“BTN akan menjaga momentum positif ini hingga akhir tahun dengan didukung prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik,” ujar Nixon di Jakarta, Rabu (26/11/2025).

Laporan keuangan bulanan BTN menunjukkan kredit dan pembiayaan mencapai Rp385,59 triliun per 31 Oktober 2025. Angka itu tumbuh 8,02 persen yoy dari Rp356,96 triliun pada Oktober 2024, memperlihatkan permintaan pembiayaan perumahan masih kuat.

Pertumbuhan kredit tersebut berjalan seiring kenaikan dana pihak ketiga (DPK) yang menjadi sumber likuiditas bank. Hingga akhir Oktober 2025, DPK BTN naik 13,70 persen yoy dari Rp372,10 triliun menjadi Rp423,08 triliun.

Kenaikan kredit dan DPK ikut mendorong total aset BTN menjadi Rp503,48 triliun pada Oktober 2025. Posisi itu naik 10,79 persen yoy dibandingkan Rp454,44 triliun pada Oktober 2024, menegaskan ekspansi berjalan di tengah persaingan perbankan yang ketat.

Nixon menilai penguatan penghimpunan dana tidak lepas dari kontribusi layanan digital dan segmen institusi. Ia melanjutkan, selain ditopang pertumbuhan segmen ritel melalui layanan digital superapp Bale by BTN, penghimpunan DPK BTN juga didorong meningkatnya segmen institusi terutama skala menengah dari sektor perumahan maupun sektor-sektor terkait lainnya.

BTN menargetkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan akhir tahun di kisaran 8–10 persen dengan fokus ke sektor perumahan. Penyaluran terutama mengandalkan program subsidi pemerintah melalui KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Sejahtera dan Kredit Program Perumahan (KPP).

Di sisi lain, BTN juga menyiapkan langkah korporasi lewat pemisahan unit usaha syariah untuk digabungkan ke PT Bank Syariah Nasional (BSN). Perseroan berharap bank syariah hasil spin-off itu dapat beroperasi pada Desember 2025 untuk memperkuat kontribusi pembiayaan syariah di pasar perumahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement