REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada teladan yang menginspirasi dari para kiai Nahdlatul Ulama (NU) masa silam. Mereka begitu tekun dalam menuntut ilmu-ilmu agama. Di samping itu, keikhlasan juga menyertai laku hidupnya dalam membimbing umat.
KH Cholil Bangkalan, KH Hasyim Asy'ari, dan KH As'ad Syamsul Arifin. Mata air keteladanan dapat kita reguk dari ketiga sosok tersebut.
Selama puluhan tahun, mereka mengembara dari satu ulama ke ulama lainya, dari satu pesantren ke pesantren lainnya, serta dari satu halaqah ke halaqah berikutnya.
Almarhum Kiai Cholil dikenang sebagai pengasuh Pesantren Demangan Bangkalan (Jawa Timur). Sejak berusia anak-anak, ia dididik oleh ayahnya, Kiai Abdul Latief.
Didikan itu terutama dalam bidang ilmu nahwu. Ia pun hafal 1.000 bait Nadzam Alfiyah, sebuah kitab tata bahasa Arab yang disusun dalam bentuk syair.
Cholil muda lantas melanjutkan menuntut ilmu ke berbagai pesantren. Misalnya, Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren Cangaan (Bangil), Pesantren Keboncandi (Pasuruan, dan Pesantren Banyuwangi.
Tak puas belajar di negeri sendiri, Kiai Cholil pun menuju Makkah untuk belajar selama beberapa tahun. Setelah pulang ke Tanah Air, ia tak hanya mengajar, melainkan juga terus menerus belajar. Ia masih tetap menghadiri pengajian hadis di Pesantren Tebuireng, Jombang, yang diasuh Kiai Hasyim Asy'ari, mantan muridnya sendiri.
***
Hal serupa juga dilakukan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari. Sejak usia 14 tahun, ia berkelana dari satu pesantren ke pesantren lainnya.
Bermula di Pesantren Wonokoyo (Probolinggo), kemudian pindah ke Pesantren Langitan (Tuban). Setelah itu ia melanjutkan ke Pesantren Trenggilis, Semarang.
Tidak puas dengan ilmu yang diperolehnya, ia pun menuju Pesantren Siwalan Panji, Sidoarjo. Setelah menikah, ia menunaikan ibadah haji sekaligus menimba ilmu di Makkah al-Mukarramah.
Di kota kelahiran Nabi Muhammad SAW, ia mendalami ilmu hadis. Akhirnya, KH Hasyim Asy'ari memperoleh ijazah dari gurunya untuk mengajarkan kitab Shahih Bukhari. Ia pun menjadi seorang ulama hadis terkemuka dalam sejarah Indonesia.
View this post on Instagram




