REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Uni Eropa mendesak Israel untuk menghormati hak anak-anak Palestina atas pendidikan dan membayar kompensasi atas pembongkaran sebuah sekolah di Tepi Barat yang diduduki.
"Terkejut dengan penghancuran sekolah yang didanai Uni Eropa di Ein Samiya di Tepi Barat yang Diduduki," tulis Delegasi Uni Eropa untuk Palestina di akun Twitternya, sebagaimana dilansir Anadolu Agency, Jumat (18/8/2023).
Dia meminta Tel Aviv untuk menghormati hak anak-anak Palestina atas pendidikan dan untuk memberi kompensasi kepada Uni Eropa atas hilangnya dana. Dalam sebuah pernyataan Kamis pagi, Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan pihak berwenang Israel menghancurkan Sekolah Ein Samia, yang terletak di sebelah timur Ramallah, yang dihadiri oleh siswa dari komunitas Badui setempat.
Tindakan itu dilakukan dengan dalih tidak memiliki izin. UNESCO Palestina mengatakan sekolah itu dibongkar hanya beberapa hari sebelum dimulainya tahun ajaran baru. "Dalam 12 bulan terakhir, 3 sekolah dibongkar yang berdampak pada 78 siswa. Sekitar 58 sekolah terancam dibongkar," katanya.
Konsulat Inggris di Yerusalem juga mengutuk insiden tersebut, menyerukan untuk menegakkan hak pendidikan bagi anak-anak Palestina.
Pasukan pendudukan Israel pada Kamis (17/8/2023) pagi menghancurkan sebuah sekolah Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat. Israel berdalih bangunan sekolah itu tidak memiliki izin.
Otoritas Israel menghancurkan Sekolah Ein Samia, yang terletak di sebelah timur Ramallah. Sekolah itu menyediakan layanan pendidikan bagi sejumlah siswa di komunitas Badui. Kementerian Pendidikan mengutuk operasi penghancuran tersebut.
"Mereka (Israel) menghancurkan sekolah mendekati tahun ajaran baru, berarti siswa di komunitas Badui ini kehilangan hak mereka untuk mendapatkan pendidikan," ujar penyataan Kementerian Pendidikan, dilansir Middle East Monitor.
Saksi mata mengatakan, pasukan Israel menyerbu komunitas Ein Samia dan mulai membongkar sekolah. Sekolah tersebut berada di Area C dengan luas mencakup 60 persen dari wilayah pendudukan Tepi Barat. Area C berada di bawah kendali keamanan dan administrasi Israel. Sekolah itu didirikan sebelum dimulainya tahun akademik terakhir, dengan dukungan Eropa.
Izin bangunan hampir tidak mungkin diperoleh warga Palestina. Namun, kelompok pemukim secara teratur mengeklaim dan mendirikan bangunan liar di tanah Palestina yang dilindungi oleh pasukan pendudukan bersenjata lengkap. Sementara itu, UNESCO Palestina mengatakan, sekolah tersebut dibongkar beberapa hari sebelum dimulainya tahun ajaran baru.
"Dalam 12 bulan terakhir, tiga sekolah dibongkar yang berdampak pada 78 siswa. Sekitar 58 sekolah terancam dibongkar," ujar UNESCO.
Inggris mengkritik Israel karena menghancurkan sebuah sekolah di wilayah pendudukan Tepi Barat. Inggris menyerukan Tel Aviv untuk memastikan hak anak-anak Palestina atas pendidikan. "Semua anak berhak atas pendidikan. Inggris menyerukan kepada pemerintah Israel untuk menegakkan hak ini bagi anak-anak Palestina," kata Konsulat Inggris di Yerusalem.