REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Laznas BMH terus mendorong pendayagunaan dana zakat secara lebih progresif dan produktif. Di antaranya melalui program Ekonomi - Mandiri Terdepan, terkhusus pejuang keluarga para Ibu Hebat dalam kegiatan wirausahanya.
Adalah Ibu Neti Herawati Siregar (55) yang sejak ditinggal wafat oleh suaminya 15 tahun lalu, ia harus berjuang sendiri untuk menghidupi anak-anaknya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Neti yang memiliki keahlian menjahit, membuka lapak vermak pakaian ditepi Jalan Sisingamangaraja Medan. Dalam kesehariannya, ia harus berpanas-panasan dan kehujanan. Sebab payung yang menaunginya sudah tak layak guna lagi.
“Beginilah, Dek, kalau kepanasan masih bisa lah ditahankan tapi kalau sudah hujan, mau tidak mau ya harus tutup. Tapi ya wajib disyukurin, pantang saya minta-minta, Dek.” ungkap Neti seperti dikutip dalam rilis BMH yang diterima Republika.co.id.
Melihat kegigihan Ibu Neti, seorang ibu hebat pejuang keluarga yang tak kenal lelah ini. BMH tergerak untuk membantu. Untuknya, sebuah tenda payung, kursi besi dan set roda alas mesin jahit diserahkan pada Rabu (2/9).
“Harapannya dengan bantuan ini, Ibu Neti dapat semakin giat berusaha dan berkembang. Setidaknya tidak kepanasan dan kehujanan lagi. Dan semoga dimudahkan dalam usahanya ini.” kata Irfan Mendrofa, manager Pendayagunaan BMH Sumut.

Sambil terisak, Nety menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya kepada donatur BMH yang telah membantunya.
“Saya sangat berterima kasih atas bantuan ini, semoga Allah mudahkan rezeki dan senantiasa diberikan kesehatan.” ujarnya sambil menangis haru terisak.
Melalui program Ibu Hebat, BMH mendorong agar para pejuang keluarga dapat lebih giat berusaha dan mandiri dalam mencukupkan kebutuhan keluarganya. Sehingga, zakat dan sedekah yang dititipkan melalui BMH, Insya Allah akan melahirkan perubahan yang nyata, luas dan berjangka panjang.