Ahad 25 May 2025 06:33 WIB

Kemenag Minta Jamaah Haji RI Manfaatkan Kartu Nusuk Digital

Distribusi kartu Nusuk disebut sudah mencapai lebih dari 90 persen.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief
Foto: MCH 2025
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief

Laporan jurnalis Republika, Teguh Firmansyah, dari Makkah, Arab Saudi

Akselerasi distribusi kartu Nusuk kepada seluruh jamaah haji Indonesia terus dilakukan. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief menyampaikan, dalam tiga hari terakhir progres penerbitan dokumen tersebut mengalami lonjakan yang signifikan. Kini, prosesnya sudah mencapai lebih dari 90 persen.

Baca Juga

“Beberapa hari lalu, angka penerbitan Nusuk masih berada di kisaran 70 hingga 82 persen. Alhamdulillah, hari ini sudah di atas 90 persen. Bahkan, ada yang sudah 95 hingga 97 persen,” ujar Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Kamis (23/5/2025).

Ia menjelaskan, lonjakan progres ini merupakan hasil dari strategi komunikasi yang intensif antara petugas haji Indonesia, perusahaan penyedia layanan, serta Kementerian Haji Arab Saudi. Hal itu mencakup pendataan kedatangan jamaah, distribusi mereka ke hotel, serta identifikasi jamaah RI yang belum menerima kartu Nusuk.

“Sudah ada mekanisme yang kami terapkan sejak sepekan lalu agar proses ini lebih cepat dan terkoordinasi. Harapannya, ritme ini bisa terus terjaga agar jamaah mendapatkan kemudahan beribadah di Masjidil Haram,” jelasnya.

Kartu Nusuk digital

Hilman juga menyebut bahwa kartu Nusuk kini juga dapat diakses secara digital melalui aplikasi Tawakkalna. Dengan mengunduh dan memanfaatkan aplikasi tersebut, jamaah haji RI diharapkan kian mudah dalam menjalani aktivitas ibadah di Tanah Suci.

“Sebagian jamaah sudah mencobanya dan mereka menyampaikan informasi ini ke jamaah lain. Bahkan, kartu digital ini bisa diunduh ke handphone dan digunakan setiap saat,” tambah Hilman.

Terkait dinamika data jamaah, Hilman menyebut bahwa perbedaan data yang sempat terjadi di pekan awal keberangkatan—akibat perubahan di embarkasi, pembatalan, atau perpindahan jamaah—telah diselesaikan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement