Laporan jurnalis Republika, Teguh Firmansyah, dari Makkah, Arab Saudi
Usianya yang tak lagi muda. Bagaimanapun, Kasbandi (80 tahun) tak pernah berputus asa untuk mewujudkan impiannya, pergi haji ke Tanah Suci. Warga Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung ini memiliki tekad yang kuat untuk menyempurnakan rukun Islam yang kelima.
"Saya ingin menyempurnakan rukun Islam," ujar Kasbandi yang ditemui Republika usai shalat Jumat di Mushola Nisa, Makkah, Jumat (23/5/2025).
Kasbandi mengaku, baru mendaftar haji saat usianya 70 tahun. Ia mengantre selama 10 tahun sebelum berangkat pada 2025.
Jamaah ini masuk dalam daftar haji yang didahulukan oleh Kementerian Agama (Kemenag). Sebab, dirinya tergolong sebagai lanjut usia (lansia).
"Pernah ditawarkan sebelumnya lebih cepat (dari Kemenag), tapi baru mantap pada 2025," ujarnya.
Kasbandi punya alasan sendiri mengapa baru bisa mendaftar haji saat dirinya sudah lansia. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu harus merawat ayahnya yang sudah renta.
Di dalam keluarganya, Kasbandi adalah putra sulung. Sang ayah juga hanya ingin dirawat olehnya.
"Merawat orang tua dulu. Kalau adik-adik saya, sudah pada berhaji," tuturnya.
Setelah ayah berpulang, ia baru mendaftar haji. Tidak sendirian, ia bersama dengan istri untuk mewujudkan keinginan menjadi tamu Allah.
"Sempat anak-anak bilang, mereka saja nanti yang berhaji karena bapak sudah sepuh. Tapi, saya bilang 'apakah sudah pada daftar?'" ujarnya.
Kasbandi mendaftar haji dari uang hasil tani. Rupiah demi rupiah ia simpan, terutama setiap usai panen padi, kopi dan tanaman lainnya yang digarapnya.
Dahulu pada 1960-an, Kasbandi memulai perjalanan hidupnya sebagai seorang transmigran di Lampung. Pemerintah memberikan kepadanya lahan seluas hingga 4 hektare untuk digarap. Kini, tanah itu dikelolanya bersama dengan putranya.
"Kalau kayak kopi, sudah ada yang ambil. Jadi kita panen, nanti ada yang membeli," tuturnya.
Dalam mendidik anak-anak, Kasbandi selalu menanamkan nilai-nilai keagamaan. Bahkan, seorang putranya dimasukkan ke sebuah pesantren ternama di Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
"Cucu saya kemarin ada yang bilang, kapan 'dipondokkan'," ujar kakek dengan sembilan cucu tersebut.
Bagi Kasbandi, perjalanan ke Tanah Suci adalah pengalaman pertamanya. Ia belum pernah melakukan umrah sekalipun sebelumnya.

Beberapa hari lalu, Kasbandi menunaikan umrah pertama dalam hidupnya. Namun, saat itu ia sempat pingsan karena kelelahan.
Penglihatannya tiba-tiba menjadi gelap dan kabur. Rekannya yang masih satu rombongan lantas menolongnya dengan menyiapkan kursi roda.
Untungnya, titik lokasinya saat itu dengan terminal tidak begitu jauh. Perlahan, ia pun sadar. Setelah itu, Kasbandi memilih untuk naik bus langsung menuju hotel agar bisa beristirahat.
Bertolak dari pengalaman ini, ia memandang pentingnya mendaftar haji sejak masih muda. Hal itu bila memang memungkinkan.
"Saya pesan ke anak-anak saya, kalau mau pergi haji, berangkat saat muda," tuturnya.
View this post on Instagram