Rabu 04 Mar 2020 10:38 WIB

Mengenal Tuanku H Ismail Banda, Pendiri Al Washliyah (3)

Tuanku H Ismail Banda merupakan salah seorang pendiri Al Washliyah

Mengenal Tuanku H Ismail Banda, Pendiri Al Washliyah. Foto: Logo Al Washliyah
Foto: Istimewa
Mengenal Tuanku H Ismail Banda, Pendiri Al Washliyah. Foto: Logo Al Washliyah

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dalam sebuah pertemuan yang digelar di Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan pada 26 Oktober 1930, para ulama, guru-guru, pelajar, dan pemimpin Islam di Kota Medan dan sekitarnya bersepakat. Mereka bertekad untuk membentuk perkumpulan yang bertujuan memajukan, mementingkan, dan menambah tersyiarnya agama Islam.

Baca Juga

Saat itu, nama perkumpulan itu belum tepikirkan para peserta pertemuan akbar itu. Lalu, para peserta yang hadir bersepakat untuk menemui salah seorang guru di MIT Medan, yakni Syech H Muhammad Yunus--seorang ulama yang dihormati. Mereka meminta kepada sang guru untuk memberi nama yang cocok bagi perkumpulan itu. Upaya meminta kepada seorang ulama untuk memberikan nama dianggap sebagai sikap sopan santun atau akhlak yang baik seorang murid kepada gurunya. Syech H Muhammad Yunus yang didatangi oleh murid-muridnya tidak serta-merta mengabulkan keinginan para pelajar itu.

Ia memilih untuk menunaikan shalat dua rakaat dan berdoa kepada Allah SWT. Setelah itu, ia mendatangi para muridnya dan mengatakan, “Menurut saya kita namakan saja perkumpulan itu dengan ‘Al-Jam’iyatul Washliyah’.” Nama itu terdengar begitu indah di telinga para pelajar MIT.

Meski terdengar agak asing, para pelajar pun langsung setuju, dengan nama Al-Jam’iyatul Washliyah yang artinya, “perhimpunan yang memperhubungkan”. Al- Jam’iyah atau Jama’ah berarti perkumpulan atau perhimpunan. Sedangkan, al-Washliyah atau Washolah artinya menghubungkan.

Sehingga, al-Jam’iyatul Washliyah adalah perkumpulan atau perhimpunan yang menghubungkan. Yakni, menghubungkan antara umat manusia dengan Allah SWT sebagai penciptanya. Menghubungkan atau menghimpun manusia dengan manusia lainnya agar bersatu dan menghubungkan manusia dengan alam sekitarnya.

Hal itu sesuai dengan makna hablun-minallah wa hablun minannaas (hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama manusia). Kini, al-Washliyah menjadi ormas Islam terbesar di Pulau Sumatra yang memiliki umat sekita 50 juta jiwa dan tersebar di seluruh Indonesia.

Al-Washliyah bergerak di bidang pendidikan, sosial, dakwah, dan ekonomi. Kontribusinya bagi pembangunan bangsa Indonesia terbilang amat besar.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement