REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Palestina di Tepi Barat ingin memiliki rumah sakit (RS) seperti RS Indonesia di Gaza. Oleh karena itu Wali Kota Hebron, Mr Tayserr Abu Sinina bersama jajarannya mengunjungi Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membicarakan tentang proposal pembangunan RS di Kota Hebron, Tepi Barat, Palestina.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI, KH Muhyiddin Junaidi mengatakan, MUI berencana membantu membangun RS khusus Traumatic Psychological Hospital di Tepi Barat. Sekarang MUI masih dalam proses melengkapi dokumen untuk keperluan membantu membangun RS di sana. "Pihak Palestina yakni Wali Kota Hebron sudah mengirimkan (ke MUI) copy dokumen tanah wakaf dari 17 waqif, di mana tanah itu sudah rata dan siap dibangun," kata KH Muhyiddin kepada Republika.co.id, Selasa (30/10).
Ia menerangkan, panitia pembangunan RS di Tepi Barat akan mengunjungi lokasi yang akan dibangun RS. Kunjungan tersebut sebagai syarat awal sebelum proyek diluncurkan ke publik. Rencananya filantropi-filantropi di Indonesia juga akan dilibatkan untuk membangun RS tersebut.
Untuk membangun RS tersebut, KH Muhyiddin menjelaskan, membutuhkan biaya sekitar 4 juta dolar Amerika. Masyarakat Palestina sudah mempunyai modal awal sebesar 700 ribu dolar Amerika. "Rumah sakit rencananya dibangun di atas tanah wakaf dari 17 keluarga, luasnya 4.000 meter persegi, kita akan bangun RS sekitar tiga sampai empat lantai dengan biaya sekitar empat juta dolar Amerika," ujarnya.
Sebelumnya, KH Muhyiddin mengunjungi Palestina pada April 2018 untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan. Palestina kemudian menyampaikan proposal pembangunan RS untuk mengobati korban yang mengalami trauma akibat kekerasan dan kebiadaban tentara Israel.
Sekembalinya dari Palestina, KH Muhyiddin berbicara dengan Wakil Presiden Indonesia untuk menyampaikan proposal dari Palestina. "Karena kita memang mendukung kemerdekaan Palestina sepenuhnya, alangkah baiknya Indonesia membangun rumah sakit di Tepi Barat," kata KH Muhyiddin.