Ahad 07 May 2017 16:15 WIB

Antara Patriotisme dan Agama

Rep: Siwi Tri Puji B/ Red: Agung Sasongko
Seorang Muslim Uighur berada di depan militer yang patroli di wilayah Xinjiang.
Foto:

Tentang bagaimana Protestan berkembang di Cina, Mingguan The Atlantic menulis kannya antara lain dengan mengikuti per jalanan keimanan Wang Yi, salah satu to koh hak-hak azasi manusia negeri ini. Ia menganut agama Kristen pada tahun 2005 dan mendirikan Early Rain Reformed Church, sebuah gereja independen. Dari seorang aktivis politik, ia berubah menjadi seorang pengkhotbah.

Seperti kebanyakan agamawan di Cina, dia belajar Al Kitab secara otodidak. Dalam ceramahnya, dia mengawinkan kondisi aktual di sekitarnya dengan ajaran agama barunya, hal yang disukai banyak warga Cina. Video khotbahnya beredar di media sosial, menjadikan namanya kian berkibar. Jika Protestan adalah agama yang tumbuh paling pesat di Cina, maka Wang Yi adalah salah satu bintangnya saat ini.

Namun di mata aparat keamanan, dia sama seperti tokoh agama lainnya di negara komunis itu: lawan yang harus selalu diwaspadai. Tiap pekan, petugas kepolisian akan datang ke gerejanya untuk menyalin daftar hadir jemaatnya. Tak hanya nama, tapi juga alamat hingga informasi pribadi lain termasuk nomor kontak.

Namun baginya, hal ini bukan masalah. Dari awal, ia sudah menekankan pada jemaatnya bahwa nama mereka akan direkam pemerintah. "Tak ada yang disembunyikan. Kami tak ingin terjebak pada pemikiran usang para aktivis gereja bawah tanah. Itu tak sehat," katanya.

Gaya menyikapi ketatnya aturan pemerintah seperti yang dilakukan Wang Yi inilah barangkali salah satu yang membuat agama Kristen kian berkibar di Cina. Meski banyak yang mengambil sikap frontal, mereka menggunakan taktik yang lebih halus untuk mengurangi dampak kontrol negara, seperti mengawinkan ke giat an agama dengan kegiatan amal, ber ibadah dengan bungkus rekreasi alam, atau menjalin hubungan kerja sama de ngan pejabat setempat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement