REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menara Emin terletak di Kota Turpan atau Turfan atau Tulupan, terletak sekitar 180 kilometer di tenggara Kota Urumqi. Turfan merupakan wilayah bertanah subur dan menjadi titik penting bagi Jalur Sutera terutama sepanjang Hami hingga Kashgar. Melalui Urumqi, Turfan juga jadi jalur alternatif menuju Asia Tengah melalui Basin Junggar dan Sungai Li.
Turfan mulanya adalah area bagi suku nomaden di Xinjiang. Pada 450 M, area ini kemudian jadi wilayah di bawah Provinsi Gaochang. Pada 640, tim ekspedisi yang diutus Dinasti Tang (618-907) menggulingkan pemerintah di Gaochang.
Serangan Bangsa Mongol berhasil merebut wilayah ini pada abad 13 dan sempat merasakan jayanya Jalur Sutera. Ketika kekuasaan Mongol tumbang dan memasuki masa tekanan, Turfan terbagi dalam tiga wilayah otonom. Baru pada abad 18, Turfan kembali jadi poin penting bagi penguasa.
Turfan sendiri sudah sejak lama dihuni warga Muslim. Turfan menjadi kota tersendiri pada 1984.
Ekonomi Turfan bergantung pada produk pertanian, seperti kapas, mulberry, aprikot, melon, dan anggur. Bisa dibilang, anggur adalah komoditas utama yang kemudian diolah menjadi kismis. Sejak 1980-an, industri lokal lebih menggeliat dengan munculnya industri produk pangan olahan, material bangunan, produk kimia pertanian, dan tekstil. Sempat pula ada industri batu bara dan garam.
Turfan kerap disebut sebagai Tanah Api pada musim panas di Cina karena suhu di sana bisa mencapai 130 derajat Fahrenheit. Pada musim panas, pasar-pasar buka saat malam hari. Bahkan, ada guyonan yang menyebut, tak perlu oven untuk membuat roti di Turfan saat musim panas, cukup tempelkan saja adonan roti di dinding dan biarkan ''dibakar'' sinar matahari.
Turfan terletak di antara lahan hijau dan ganasnya padang pasir. Tampak seperti laut dan pantainya. Kesuburan tanahnya luar biasa, tapi embusan angin panasnya pun membuat para pejalan kaki dan pengelana memicingkan mata