Rabu 08 Feb 2017 17:47 WIB

Diusir dan Digunduli, Charoline Bertahan Karena Ingat Perjuangan Rasulullah

Rep: mgrol86/ Red: Agung Sasongko
Mualaf tengah berdoa (ilustrasi)
Foto:
Shalat berjamaah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada tahun 1982, keluarganya pindah ke Jakarta. Mayoritas warga lingkungan rumahnya beragama Islam, rumah keluarganya pun berdekatan dengan Masjid.

Sering ia melihat orang-orang yang menuju Masjid  melaksanakan shalat. Pertama kali melihat, hatinya bertanya kenapa kumandang azan begitu dahsyat sampai menggerakan banyak orang untuk menuju masjid.

“Awalnya memang saya merasa terganggu dengan suara azan, apalagi kamar saya di atas tepat sekali speaker masjid menghadap ke kamar saya. Apalagi kalau subuh, itu membangunkan saya. Karena di daerah yang dahulu masjid tidak ada, semua lingkungan gereja tapi di sini berbeda.” Katanya.

Sedari awal Charoline tahu ketuhanan setiap agama itu berbeda-beda. Charoline tergerak ingin mengetahui lebih dalam tentang keyakinan umat Islam. Suatu ketika, usai umat Muslim melaksanakan shalat Masjid, Charoline memberanikan diri untuk datang ke Masjid. Kebetulan saat itu ada pengajian.

“Pertama kali saya masuk masjid hati saya rasanya beda, seperti tenang dan nyaman. Apalagi ketika melihat ibu-ibu pakai mukena seperti ada kecerahan diwajahnya, saya terus memperhatikan dan mendengarjan pengajian itu walaupun saya tidak tahu apa yang dibaca mereka.” kenangnya.

Setelah pengajian selesai. Orang-orang kembali melaksanakan shalat. Charoline terus memperhatikan mereka.

Menurutnya, dia sangat takjub melihat kekompakan umat Muslim ketika sholat yang mengikuti satu komando, yaitu imam. Sejak saat itu, dia tertarik untuk mengatahui tentang agama Islam.

Charoline mulai mempelajari Islam lewat buku. Dibacanya buku tentang shalat. Dia harus sembunyi-sembuyi membaca buku-buku Islam, sampai dia mengunci pintu karena takut ketahuan.

“Dari buku itu aku mulai mempelajari tentang azan dan banyak dituliskan nama Allah. hati saya tersentak ketika membaca tulisan ‘Tiada Tuhan selain Allah’ dan kalimat lain yang menyebutkan bahwa tiada yang patut disembah selain Allah,"

"Saya terus bertanya mengapa tidak boleh ada yang disembah selain Allah? sejak saaat itu saya mulai memebranikan diri untuk datang ke Masjid dan bertanya kepada ustadz, meskipun saya harus sembunyi-sembunyi dari keluarga karena saya takut ketahuan.” Kata Charoline.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement