Kamis 05 Jan 2017 17:20 WIB

Alam Kurniawan: Takjub dengan Kalimat Tauhid

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Agung Sasongko
Mualaf/Ilustrasi
Foto: rep
zikir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pria keturunan Cina ini seakan menemukan jalan mulus untuk memenuhi keinginannya masuk Islam. Keinginan itu diutarakannya kepada Didit. Malam Jumat, di tahun 1986, keinginan itu terwujud. Di rumah sahabatnya itu, Kelurahan Gotong Royong, Bandar Lampung, ia resmi memeluk Islam. Namanya berganti menjadi Arlen Bj Alam Kurniawan yang akrab disapa Alam.

Setelah masuk Islam, Alam terus memperdalam pemahamannya soal ilmu agama Islam. Dalam pencarian itu, ia akhirnya menemukan jawaban berbagai hal yang selalu menjadi pertanyaan dalam dirinya. Misalnya, Tuhan itu siapa? Mengapa anjing dan babi haram? Mengapa laki-laki harus disunat? "Saya terus mencari jawaban dengan analogi logika dan ternyata mendapatkan jawaban yang memuaskan," ucapnya.

Keimanan Islam Alam makin kuat meski pada dasarnya keluarga yang membesarkannya kerap mencela dan mengejek. Setiap ejekan tak ia balas dengan amarah. Tapi, dengan sabar, ia memberikan pemahaman dan pencerahan agama yang dianutnya. Alam yakin bahwa Islam adalah agama paling sempurna. Dia juga yakin bahwa Alquran adalah kitab suci yang paling sempurna. Alquran, disebutnya, tidak pernah berubah dari masa ke masa. "Kitab suci lain selalu berubah mengikuti zaman," tutur ayah seorang anak ini.

Komitmennya, ilmu tanpa agama akan hancur. Sebaliknya, agama tanpa ilmu akan pincang. Berbekal filosofi ini, ia terus menimba ilmu agama ke berbagai tempat.

Majelis-majelis taklim dan zikir berbagai tempat dan kota telah ia datangi. "Alhamdulillah, saya bisa menunaikan ibadah haji tahun 1989," tuturnya. Dia mengakui, saat itu banyak pengalaman yang ingin ia dapatkan, tapi belum tercapai. Maklum, kata Alam, perjalanannya berhaji tidak dibimbing oleh petugas haji. Ia akhirnya kembali berhaji tahun berikutnya, 1990.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement