Kamis 11 Feb 2016 17:14 WIB

Pernah Undang Ba'asyir Ceramah, Pesantren Nurul Bayan Dicap Radikal

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Achmad Syalaby
Abu Bakar Baasyir
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Abu Bakar Baasyir

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta maaf dan mencabut pernyataan tentang dugaan adanya kegiatan radikalisme di ponpes tersebut.

Pimpinan pesantren, TGH Abdul Karim Abdul Ghofur menegaskan, , tindakan BNPT telah merugikan dan menciptakan stigma yang tidak baik bagi ponpes.

“Kami undang (BNPT) untuk melihat kondisi ponpes, kalau terbukti dugaan itu tidak benar maka BNPT diminta untuk meminta maaf dan mencabut pernyataannya,” ujar pimpinan pondok pesantren Nurul Bayan, TGH Abdul Karim Abdul Ghofur kepada Republika.co.id di Mataram, Kamis (11/2).

Ia menilai, dugaan radikalisme yang dialamatkan kepada ponpes Nurul Bayan muncul setelah Abu Bakar Baasyir mengunjungi pondok tersebut pada 2009 untuk berceramah. Namun, dia menegaskan usai ceramah di ponpes tidak ada lagi komunikasi yang dilakukan kepada Abu Bakar Baasyir. (Baca: BNPT Curigai 19 Pesantren Dukung Terorisme).

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement