REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) melaporkan terdapat aliran sesat yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, Cholil Nafis menilai, situasi tersebut terjadi lantaran adanya semangat beragama yang tinggi tapi hanya memiliki sedikit ilmu.
"Kondsi tidak seimbang itu, membuat seseorang membuat interpretasi sendiri akan ajaran agama," katanya, Senin (25/1).
Tanpa ada proteksi, lanjut Cholil, seseorang akan mudah mendapatkan informasi dari internet terkait rasa penasarannya tentang agama. Semangat keagamaan itu, selanjutnya membuat informasi yang didapat diinterpretasikan sesuai dengan apa yang ia pikirkan, bukan sesuai ajaran yang diajarkan agama.
"Saat seperti itulah, seseorang akan mengikuti orang-orang atau kelompok yang sesuai apa yang dirasakan," katanya.
Cholil menjelaskan, orang-orang atau kelompok yang memiliki pemikiran sesuai dengan apa yang dirasakan akan dianggap sebagai ajaran yang benar. Kesamaan perasaan itulah, yang akan menutup segala kesalahan atau kesesatan yang diajarkan kelompok, karena sudah membutakan mata dari orang-orang yang sudah merasa sejalan.
Selain itu, Cholil menambahkan kalau orang-orang itu tidak akan lagi rela menelusuri asal muasal dari kelompok yang ia yakini. Dengan kata lain, orang-orang tersebut akan menafikkan ajaran-ajaran dari kelompok lain, karena menganggap ajaran kelompoknya yang paling benar.