Ahad 29 Nov 2015 20:01 WIB

Maria Anastasia: Islam Jawab Pertanyaanku Soal Kematian

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:
Mualaf tengah berdoa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertolongan Di tengah impitan permasalahan, Maria mendapatkan banyak pertolongan. Maria pertama kali menyatakan keislaman di muka publik pada Idul Adha. Ia memberanikan diri datang ke lapangan untuk shalat Id.

Banyak yang terkejut melihat kehadirannya. Untungnya, kemu dian ada seorang ibu yang merangkulnya dan meredakan kecurigaan orang-orang. Ia menyatakan, Maria benar-benar sudah memeluk Islam. Itulah pertama kalinya Maria bisa berkumpul dengan saudara- saudara seiman.

Ia dipertemukan dengan saudara-saudara dari pengurus ranting Aisyiyah, Corps Dakwah Pedesaan, Majelis Muhtadin, dan sebagainya. Ketika kuliahnya selesai, ia juga dibantu mencari pekerjaan.  Ia diminta mengajar di sebuah SMEA Muhammadiyah di Yogyakarta.

Di lingkaran itu pula Maria dipertemukan dengan seorang lelaki Muslim yang kini menjadi suaminya. Berbekal ke yakinan akan rezeki Allah, mereka menikah dalam kondisi seadanya pada zaman itu.

Kendati Maria selalu berusaha bersikap baik, perjuangannya untuk diterima kembali di tengah keluarga besar tidak mudah. Pada 1998, barulah sang ibunda bisa menerima Maria lagi. Saudara- saudara nya yang lain bahkan baru mengakui nya sekitar tiga tahun terakhir.

"Itu ujian yang paling berat, apalagi sampai sekarang belum ada satu pun dari mereka yang diberi hidayah Allah," kisah anak kedua dari enam bersaudara itu.

Seolah hendak menebus dosa-dosa di masa silam, kini Maria aktif membina jamaah pengajian di rumahnya. Ia ju ga membantu layanan keumatan dan pendampingan ke daerah-daerah yang terkena pemurtadan. Aktivitas itu didukung penuh oleh sang suami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement