Ahad 29 Nov 2015 20:01 WIB

Maria Anastasia: Islam Jawab Pertanyaanku Soal Kematian

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegelisahan itu tidak serta-merta membawanya kepada Islam. Kebencian Maria belum pupus.

Ia melirik Protestan, tetapi ternyata Protestan tak jauh berbeda dengan Katolik yang dia sangkal. Ia pun beralih mempelajari Buddha. Di sini, pertanyaannya tetap tak terjawab. Beralih ke agama Hindu, ia tidak jua puas.

Aliran kebatinan yang sudah dua setengah tahun dipelajarinya juga tak menjawab kegundahan Maria.

Tinggal satu agama yang belum dia coba: Islam. "Ah, apalagi Islam," pikir Maria awalnya.

Namun, ia merasa tidak adil bila memvonis tanpa mempelajari, apalagi semua agama lain sudah dia pelajari.

Maria lalu nekat mencari Alquran di Shopping Centre Yogyakarta. Para pemilik kios menyodorkan beberapa Alquran, tetapi tidak ada Alquran yang dia kehendaki.

Maria ingin Alquran terjemahan yang tidak memakai tulisan Arab, yang hanya bahasa Indonesia saja.

Dia keliling ke semua kios. Hasilnya nihil.

Ketika ia hendak meninggalkan tempat itu, seorang bapak melambaikan tangan. "Mbak, tadi cari Alquran terjemah yang tidak ada Arabnya?"

"Iya, Pak," jawab Maria lekas.

"Mbak agamanya apa?" tanya bapak penjaga buku, menetak hatinya.

Mendengar pertanyaan itu, Maria seketika waswas. Dia takut. Waswas, dia mengaku seorang Katolik. Lelaki penjaga kios itu langsung paham. Dengan senyum ramah, dia jelaskan kalau tidak ada Alquran terjemahan tanpa tulisan Arab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement