Ahad 29 Nov 2015 20:01 WIB

Maria Anastasia: Islam Jawab Pertanyaanku Soal Kematian

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:
Shalat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulanya, keimanan itu dia rahasiakan. Maria shalat sembunyi-sembunyi di kamar dengan pintu terkunci dan lampu dimatikan. Tiga bulan berlalu, rupanya Tuhan berkehendak lain.

Siang itu, rumah kosong. Semua anggota keluarga pergi. Merasa aman, Maria shalat Zhuhur tanpa menutup pintu kamar. Tak dinyana, adiknya pulang lebih awal. Ia menjerit melihat sosok putih-putih di kamar Maria.

Setelah diseksamai, tahulah sang adik bahwa itu kakaknya berbalut mukena. Hati Maria berdebar. Dia ancam adiknya supaya tak melapor. Namun, usaha itu sia-sia. Sang adik tetap melapor. Ia pun disidang saat makan malam. Maria disuruh memilih, keluarga atau Islam.

"Memang saya mencintai keluarga, tetapi izinkan saya memeluk Islam. Agama yang saya yakini kebenarannya," kata Maria dengan hati berat. Ucapan itu membuat keluarganya marah besar. Singkat cerita, ia menjadi anak terbuang. Maria harus Dokumentasi Pribadi "Pertanyaan saya tentang kematian terjawab.  Manusia akan dimintai pertanggungjawaban di hari akhir atas semua perbuatan yang dia lakukan".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement