Selasa 04 Dec 2012 18:55 WIB

Mewaspadai Bahaya Nifak (2-habis)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: mideast.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, “... dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra: 34). 

Dalam hadis shahih dari Rasulullah SAW disebutkan, “Bagi setiap orang yang berlaku khianat, kelak di hari kiamat mempunyai bendera tersendiri yang dikenal melaluinya.”

Dan termasuk salah satu sifat nifak ialah khianat kepada amanat. Dalam sebuah hadis disebutkan, bahwa orang yang berbuat khianat kelak akan didatangkan, kemudian dikatakan kepadanya, “Tunaikan amanatmu!”

Lalu ia menjawab, “Dari mana, wahai Tuhanku, sedang kehidupan dunia telah berlalu.”

Maka Tuhan memerintahkan (para Malaikat-Nya), “Bawalah dia ke neraka.” Kemudian, ia dicampakkan ke dalam neraka, hingga jatuh ke dasarnya. Ketika sampai di dasar neraka, ia menjumpai wujud amanatnya.

Lalu, amanat tersebut dipikulkan ke pundaknya, dan ia membawanya naik ke permukaan neraka Jahannam. Ketika dirinya telah merasa selamat dari neraka, tiba-tiba terpeleset dan jatuh kembali ke dalam neraka seperti semula, dan demikianlah selamanya.

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.”

“Sesunguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, dan sehingga Allah menerima taubat orang Mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Al-Ahzab: 72-73).

* Khutbah Masjidil Haram oleh Syekh Abdullah Ibnu Muhammad Al-Khulaifi, Khatib dan Imam Masjidil Haram

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement