REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH--Menunggu memang hal yang sangat membosankan. Demikian pula bagi jamaah haji, mendengar kabar adanya penundaaan (delay) pemberangkatan pesawat, ibarat mendapat kabar buruk yang datangnya tiba-tiba.
Kemarin, ketika delay di Bandara King Abdul Azis Jeddah masih saja terjadi, banyak di antara jamaah yang nggerundel dan tampak kurang sabar. Bagi jamaah yang ihlas atas delay ini, mereka memilih tiduran ataupun menata ulang barang-barang bawaannya.
Tapi bagi mereka sudah tak sabar ingin bertemu keluarga di rumah, mereka bolak-balik bertanya ke petugas soal kapan harus naik pesawat ke Tanah Air. Jika jawaban petugas kurang memuaskan, mereka pun jadi tampak kecewa dan lemas. "Mboh kono meh diurus opo gak terserah (silakan mau diurus petugas apa tidak, saya tidak ada urusan)," kata seorang jamaah asal Demak, Jawa Tengah mengungkapkan kekesalannya saat ditanya wartawan, Senin (22/11) malam.
Jamaah laki-laki yang umurnya sudah setengah baya tersebut menilai mestinya Garuda memberikan layanan yang terbaik kepada jamaah jika ingin dipercaya dari tahun ke tahun. Di samping itu, delay terjadi sangat rutin, sehingga mestinya tak perlu repot mencari solusinya.
Namun di tengah jamaah tersebut meluapkan kekesalannya, wartawan mengungkapkan bahwa delay pesawat sebenarnya tak hanya dialami jamaah. Menteri Agama sekaligus Amirulhaj Suryadharma Ali pun tak luput jadi korban delay. Tak tanggung-tanggung, delay yang dialami Menag beserta rombongan mencapai sembilan jam.
Mendengar cerita ini, jamaah yang tergabung dalam kloter 5 SOC ini langsung terdiam. "Oh, ternyata ada pembandingnya yang lebih lama to, ya sudah diterima saja kalau begitu," kata jamaah tersebut tersipu malu.
Hingga tadi malam, delay memang masih mewarnai pemberangkatan beberapa kloter. Untuk kloter 5 SOC misalnya, sesuai jadwal mereka akan diberangkatkan pukul 20.00. Namun hingga pukul 19.30, mereka tak juga diminta masuk gate. Di dalam gate, masih terdapat dua kloter, yakni SOC 3 dan SOC 4 yang tengah menunggu naik pesawat.
Delay juga dialami kloter 3 Embarkasi Polonia Medan (MES) yang sudah tiba di King Abdul Azis sejak pukul 14.30. Hingga tadi malam, kloter ini juga belum beranjak dari ruang transit. Akibat tak ada kejelasan, beberapa jamaah sampai nekat meneror ketua kloter. Pertanyaan sekaligus teror yang dilayangkan jamaah tersebut membuat sang ketua kloter pusing.
"Bahkan dalam keterangan surat katering kami, ketua kloter sampai menulis dampak buruk yang dialaminya akibat delay, mereka juga meminta ada petugas yang memberikan kejelasan soal kapan harus berangkat," ujar Nurun Maksun, petugas pengawas katering bandara.