Jumat 05 Dec 2025 07:27 WIB

Ancaman AI dalam Pandangan Filsafat: Teknologi atau Kita Sendiri?

Kebaikan teknologi tercipta dari kebaikan manusia.

Artificial Intelligence, ilustrasi
Foto: pixabay
Artificial Intelligence, ilustrasi

Oleh : Dr Otong Sulaeman, Rektor STAI Sadra Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Beberapa tahun terakhir, isu kecerdasan buatan (Artificial Intelligence -AI) menjadi pembicaraan hangat karena dampaknya terasa langsung oleh kita.

Kita dibuat terkejut bertubi-tubi ketika tahu bahwa begitu banyak hal yang bisa dilakukan oleh AI. Kita bangun tidur dan melihat berita yang ternyata ditulis oleh AI. Kita juga mendengar lagu yang dibawakan oleh mesin dengan aransemen AI.

Baca Juga

Kita sendiri bekerja ditemani AI. Sebagian dari kita bahkan menulis laporan atau merapikan presentasi menggunakan AI. Teknologi ini seperti angin baru yang menyelinap tanpa permisi, lalu tiba-tiba menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Tetapi, seiring kekaguman itu, muncul juga rasa cemas: apakah suatu hari nanti AI akan mengambil alih pekerjaan manusia?

Apakah ia bisa mengendalikan opini publik? Atau, dalam skenario yang lebih gelap lagi, mungkinkah suatu hari AI sendiri yang memutuskan untuk menggeser peran manusia dalam semua aspek kehidupannya?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini bergema di mana-mana. Namun ada cara lain untuk membaca persoalan ini, cara yang jauh lebih mendalam dan lebih manusiawi.

Saya ingin mengajak pembaca melihat persoalan AI dari ketinggian pemikiran Mulla Sadra, filsuf besar dari tradisi Islam yang memandang dunia sebagai jaringan keberadaan yang saling bertaut.

Seandainya kita bertanya kepadanya tentang kecerdasan buatan, mungkin ia tidak akan sibuk menebak apakah AI akan menguasai dunia. Ia justru akan balik bertanya: siapa manusia yang menciptakan teknologi ini, dan apa yang sedang ia pancarkan melalui ciptaannya?

Bagi Sadra, tidak ada yang hadir di dunia secara terputus dari sebabnya. Keberadaan apa pun, entah manusia, benda, atau perangkat, membawa jejak sumber yang menjadikannya ada.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement