Kamis 27 Nov 2025 21:06 WIB

Saat Ulama Lebih Cinta Dunia kepada Akhirat, Lantas Bagaimana Mengenalinya? Ini Kata Imam Ghazali

Ulama yang cinta akhirat akan tidak tergantung urusan duniawi.

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Berdoa (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Berdoa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dunia dan akhirat ibarat dua kutub yang tak mungkin bertemu, seperti Timur dan Barat. Pilihan seorang yang berilmu (alim ulama) terhadap salah satunya akan menentukan apakah ia termasuk ulama dunia atau ulama akhirat.

Melalui kitabnya Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali dengan tajam memaparkan ciri-ciri ulama yang benar-benar memprioritaskan kepentingan akhirat.

Baca Juga

Tanda pertama dan paling mendasar adalah mereka tidak akan menukar ilmu agama yang mereka miliki dengan kepentingan duniawi yang fana.

Imam Al-Ghazali mengungkapkan tanda pertama ulama yang lebih cenderung terhadap urusan akhirat. Mereka (alim ulama) tidak menukar kepentingan dunia dengan ilmu dan pengetahuan agama yang mereka miliki. Mereka memandang urusan dunia ini kecil, sedangkan kepentingan negeri akhirat nanti jauh lebih besar dan kekal.

Mereka (alim ulama) menganggap bahwa dunia ini dan akhirat nanti berlawanan secara kasat mata, satu dengan lainnya, seperti layaknya dua orang yang saling bermusuhan. Seperti layaknya dua orang istri yang menjadi dimadu seorang suami. Jika salah seorang atau salah satu istri merasakan gembira dan ridha, maka istri lainnya merasakan cemburu dan tidak ridha.

Dunia dan akhirat laksana timbangan. Jika satu sisi timbangan naik, maka sisi lainnya pasti akan berada di bawah (turun). Dunia dan akhirat laksana wilayah Timur dan Barat, yang tidak mungkin dipertemukan pada titik yang sama. Makin ke Timur kita berjalan, maka akan semakin jauh jarak kita dengan wilayah Barat.

Dunia dan akhirat itu juga ibarat dua wadah, yang satu penuh dan yang lain masih kosong. Makin banyak air dituangkan dari wadah yang penuh, maka akan semakin banyak air mengisi wadah yang kosong. Sehingga wadah yang pertama menjadi kosong dan wadah yang kedua penuh terisi.

Ada kerusakan tertentu pada akhlak manusia yang tidak juga mau menyadari bahwa kesenangan dunia ini akan segera berlalu (fana). Sebab, kebenaran masalah ini telah terbukti dan diakui berdasarkan pengalaman serta pemahaman yang teruji atas kebenarannya.

photo
Infografis Nasihat Ulama tentang Pentingnya Amalan Hati - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement