Rabu 19 Nov 2025 08:36 WIB

11 Gugur dalam Serangan Israel di Lebanon Selatan, Pelanggaran Gencatan Senjata Terang-Terangan

Israel secara berkala lakukan serangan ke Lebanon.

Warga berjalan melewati bangunan yang hancur saat mereka kembali ke Nabatiyeh, Lebanon selatan, Kamis, 28 November 2024 setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.
Foto: AP Photo/Bassam Hatoum
Warga berjalan melewati bangunan yang hancur saat mereka kembali ke Nabatiyeh, Lebanon selatan, Kamis, 28 November 2024 setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT— Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan 13 orang gugur dan empat lainnya terluka dalam serangan Israel di kamp Ain al-Hilweh di kota Sidon, selatan negara itu, Selasa (19/11/2025) malam, beberapa jam setelah seorang pria meninggal dalam serangan yang menargetkan sebuah mobil di kota Blida, selatan Lebanon.

Koresponden Aljazeera melaporkan bahwa serangan Israel menargetkan sebuah mobil di Kamp Ain al-Hilweh di Sidon.

Baca Juga

Sementara Badan Informasi Nasional melaporkan bahwa serangan itu terjadi di sekitar Masjid Khalid bin al-Walid, di jalan bawah tanah di dalam kamp, yang menyebabkan kebakaran di tempat itu.

Setelah serangan itu, sebuah drone terlihat terbang sangat rendah dari Zahrani ke lokasi serangan di Sidon.

Tentara Israel mengklaim bahwa mereka menyerang militan yang bekerja di kompleks pelatihan milik Hamas di selatan Lebanon.

"Militan Hamas menggunakan kompleks itu untuk merencanakan dan melaksanakan konspirasi teroris terhadap pasukan dan negara kami," kata Militer Israer.

Satu orang gugur akibat tembakan drone Israel yang menyerang sebuah mobil di kota Blida di selatan Lebanon pada Selasa malam, menurut kantor berita nasional.

Ini adalah serangan kedua terhadap kota tersebut setelah drone menjatuhkan bom ke sebuah ekskavator di kota Blida pada dini hari, yang menyebabkan kebakaran.

Seorang warga Lebanon gugur pagi ini dalam serangan yang dilancarkan pesawat tak berawak Israel terhadap sebuah mobil di kota Bint Jbeil di selatan negara itu.

Badan Berita Nasional melaporkan bahwa serangan yang menargetkan mobil di Bint Jbeil itu menewaskan seorang pegawai di Persatuan Kota Bint Jbeil, Ali Shaitou.

Pesawat tempur Israel terbang pada ketinggian sedang di atas pegunungan timur dan barat serta desa-desa di Bekaa utara dan Hermel. Sejak siang hari, pesawat tempur Israel juga melakukan serangan palsu di atas wilayah Nabatieh dan Al-Tuffah pada ketinggian sedang.

Serangan-serangan tersebut bertepatan dengan penerbangan intensif dan terpusat dari pesawat tak berawak musuh di wilayah udara kota-kota distrik Nabatieh dan Zahrani pada ketinggian rendah.

Badan tersebut mencatat bahwa pinggiran kota Hula dan Markaba di distrik Marjayoun di selatan negara itu terkena tembakan Israel dari lokasi militer yang baru didirikan di jalan yang menghubungkan kedua kota tersebut.

Israel setiap hari melanggar perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani pada 27 November 2024, yang menyebabkan ratusan orang tewas dan terluka.

Perjanjian ini berusaha mengakhiri agresi Israel terhadap Lebanon pada Oktober 2023, yang kemudian berubah menjadi perang besar-besaran pada September 2024, yang menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai sekitar 17 ribu orang.

Israel masih menentang perjanjian tersebut dengan terus menduduki 5 bukit Lebanon di selatan yang dikuasainya dalam perang terakhir, selain wilayah-wilayah Lebanon lainnya yang telah didudukinya selama beberapa dekade.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement