REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Presiden Lebanon Joseph Aoun menerima diplomat asal Amerika Serikat, Thomas Barrack di Beirut pada Senin (7/7/2025).
Kunjungan tersebut dilakukan di tengah serangan Israel yang terus berlanjut terhadap target-target yang diduga milik Hizbullah di Lebanon, yang telah menewaskan warga sipil, sejak gencatan senjata mulai berlaku pada 27 November 2024.
Barrack menyampaikan, respons Lebanon atas usulan dari AS tentang pelucutan senjata Hizbullah. Duta besar untuk Turki dan utusan khusus untuk Suriah tersebut, mengeklaim, tanggapan Lebanon adalah "sesuatu yang spektakuler". Dia pun mengaku puas akan balasan tersebut yang belum dipublikasikan hingga saat ini, dilansir dari laman Al Jazeera.
Barrack pergi untuk menerima tanggapan resmi Lebanon atas proposal AS, yang disampaikan ke Lebanon pada 19 Juni. AS menginginkan agar Lebanon melucuti senjata kelompok Hizbullah.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel sejak November lalu, Hizbullah harus menarik pejuangnya dari selatan Sungai Litani – yang mengalir melintasi Lebanon selatan dan naik ke Lembah Bekaa – dan menyerahkan infrastruktur dan pangkalan militer di sana.
