REPUBLIKA.CO.ID, DAMASUKUS— Setelah sekitar 14 tahun revolusi dan perang serta hampir enam dekade pemerintahan keluarga Assad, pada 8 Desember 2024, berakhir. Dalam waktu kurang dari 48 jam, negara ini beralih dari peta pertempuran yang tersebar ke realitas politik baru tanpa pertempuran penentuan yang konvensional.
Bagaimana, jam demi jam, terbentuklah dua hari yang mengubah masa depan Suriah? Bagaimana kehancuran militer bertepatan dengan pelarian pemimpin rezim Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, hingga saat ketika rakyat Suriah menyaksikan kejatuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari penguasa yang telah memerintah selama puluhan tahun? Berikut ini rinciannya kejatuhan Damaskus, sebagaimana diriwayatkan Aljazeera, dikutip Senin (8/12/2025).
Sabtu pagi, 7 Desember 2024
Beberapa hari setelah kemajuan militer pasukan oposisi di selatan, gambaran keruntuhan militer rezim Presiden Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, mulai terlihat jelas.
Pada pagi 7 Desember 2024, ruang operasi selatan, yang terdiri dari faksi-faksi dari Daraa, Suwayda, dan Quneitra, telah menguasai sebagian besar Daraa.
لحظات لا تُنسى من تحرير حمص… مقاتلون خرجوا مهجّرين وعادوا إليها فاتحين ✌🏼 pic.twitter.com/PJbdimLVKf
— SyriaNow - سوريا الآن (@AJSyriaNow) December 6, 2025
Sementara pasukan pemerintah mundur dari Quneitra dan meninggalkan provinsi tersebut kepada faksi-faksi oposisi yang mengumumkan penguasaan penuh atas provinsi tersebut.
Kemajuan di selatan terjadi sebagai hasil dari pertempuran untuk mencegah agresi yang dimulai dari Idlib pada akhir November 2024.
Oposisi bergerak menuju Hama dan Homs setelah menguasai Aleppo, yang dalam beberapa hari berubah menjadi serangan yang bertujuan untuk mengepung ibu kota.




