Senin 29 Sep 2025 15:25 WIB

Deteksi Dini Bahaya Konflik Agama, Menag Luncurkan Aplikasi SiRukun

Hadirnya SiRukun dinilai menjadi kebutuhan mendesak di tengah dinamika sosial.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Meteri Agama Nasaruddin Umar memberikan sebelum keberangkatan ke Tanah Suci di Kantor Kemenag, Jakarta, Kamis (29/5/2025). Menteri Agama Nasaruddin Umar yang juga Ketua Amirul Hajj mengumumkan delegasi Amirul Hajj pada penyelenggaraan ibadah haji 1446 H /2025 M dan mulai bertugas memimpin misi haji Indonesia di Arab Saudi selama 20 hari mulai dari 29 Mei hingga 17 Juni 2025. Pembentukan dan pemberangkatan Amirul Hajj ini bertujuan membantu memberikan masukan dalam mengelola dan menata manajemen penyelenggaraan ibadah haji, utamanya hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi. Amirul Hajj diharapkan dapat menyapa, menggali masukan dan berkomunikasi langsung dengan jamaah selama di Arab Saudi.
Foto: Republika/Prayogi
Meteri Agama Nasaruddin Umar memberikan sebelum keberangkatan ke Tanah Suci di Kantor Kemenag, Jakarta, Kamis (29/5/2025). Menteri Agama Nasaruddin Umar yang juga Ketua Amirul Hajj mengumumkan delegasi Amirul Hajj pada penyelenggaraan ibadah haji 1446 H /2025 M dan mulai bertugas memimpin misi haji Indonesia di Arab Saudi selama 20 hari mulai dari 29 Mei hingga 17 Juni 2025. Pembentukan dan pemberangkatan Amirul Hajj ini bertujuan membantu memberikan masukan dalam mengelola dan menata manajemen penyelenggaraan ibadah haji, utamanya hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi. Amirul Hajj diharapkan dapat menyapa, menggali masukan dan berkomunikasi langsung dengan jamaah selama di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA —  Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar resmi meluncurkan aplikasi SiRukun atau Sistem Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan pada Senin (29/9/2025).

Aplikasi ini dihadirkan sebagai inovasi digital untuk memperkuat ekosistem kerukunan sekaligus mencegah potensi konflik antarumat beragama sejak dini.

Baca Juga

Peluncuran dilakukan secara hibrida di Jakarta dan diikuti oleh lebih dari 500 peserta secara daring dari kantor wilayah Kemenag di seluruh Indonesia. Peluncuran juga dihadiri Sekretaris Jenderal Kemenag Prof Kamaruddin Amin, para pejabat eselon I, serta kepala kantor wilayah. Penyuluh lintas agama yang menjadi garda terdepan penggunaan aplikasi juga turut serta.

Dalam sambutannya, Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasi atas hadirnya aplikasi ini sebagai bagian dari upaya pencegahan konflik antarumat beragama. Ia menekankan pentingnya memahami fenomena penyebab konflik, mengelola konflik yang muncul, serta memastikan pascakonflik tidak berkembang menjadi eskalasi yang lebih besar.

“Konflik itu datang sangat cepat dan tiba-tiba, seperti musibah tsunami. Karena itu kita semua harus bersinergi menyukseskan pelaksanaan early warning system ini agar tren konflik sosial berdimensi keagamaan di Indonesia dapat menurun,” ujar Nasaruddin. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement