REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Tentara Israel sedang berjuang untuk memobilisasi para prajurit cadangan setelah banyak dari mereka berhenti bertugas, Wall Street Journal melaporkan.
Surat kabar tersebut mengutip sekelompok tentara cadangan Israel yang mengatakan mereka berhenti bertugas karena berbagai alasan, termasuk perilaku tidak bermoral terhadap warga Palestina.
Surat kabar itu mewawancarai lebih dari 30 perwira dan tentara Israel yang mengatakan bahwa mereka telah mencapai titik puncaknya, karena Hamas tidak dapat dihilangkan karena gaya perang gerilya, seperti yang mereka katakan.
Para tentara kelelahan setelah hampir dua tahun bertempur di berbagai medan, sementara semakin banyak yang mempertanyakan kesia-siaan perang.
Sementara itu, beberapa komandan telah menggunakan metode yang tidak biasa untuk menemukan tentara yang cukup.
Salah satunya mengumumkan di sebuah grup WhatsApp untuk mahasiswa Israel bahwa dia mencari tentara tempur, terutama petugas medis dan penembak jitu untuk operasi selama 70 hari.
Kurangnya kepercayaan
Israel Hayom melaporkan sebuah dokumen yang ditandatangani oleh Kepala Divisi Pelatihan Angkatan Darat Israel.
