Senin 01 Sep 2025 21:35 WIB

Mengapa Israel Terus Berambisi Membunuh Para Pemimpin Houthi Yaman?

Houthi berjanji akan terus melakukan perlawanan

Pendukung Houthi mengenakan pakaian Ihram selama demonstrasi mengutuk pengeboman pesawat pengangkut jamaah haji oleh Israel di Sanaa, Yaman, Jumat, 30 Mei 2025.
Foto: AP Photo/Osamah Abdulrahman
Pendukung Houthi mengenakan pakaian Ihram selama demonstrasi mengutuk pengeboman pesawat pengangkut jamaah haji oleh Israel di Sanaa, Yaman, Jumat, 30 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA— Pakar militer Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi mengatakan serangan baru Israel ke Yaman terjadi dalam konteks serangan timbal balik dengan Houthi, meskipun ukurannya bervariasi.

Hal ini mengingat desakan Houthi untuk melanjutkan pertempuran dalam rangka mendukung Gaza hingga perang, pengepungan, dan kelaparan dihentikan.

Baca Juga

Menurut Al-Duwairi, hari-hari ini akan membuktikan kebenaran klaim Israel yang menargetkan para pemimpin Houthi serta menyerang markas militer khusus dengan menindaklanjuti pidato pemimpin kelompok tersebut, Abdul Malik Al-Houthi. Beberapa hari harus ditunggu untuk mengkonfirmasi kebenaran klaim tersebut.

Namun, jika penargetan para pemimpin Houthi dikonfirmasi, masalahnya beralih ke pelanggaran keamanan, karena para pemimpin ini tidak secara permanen berada di Sanaa, seperti dikatakan Al-Duwairi kepada Aljazeera, dikutip Senin (1/8/2025).

Dilema Israel tetaplah ketersediaan intelijen yang akurat dan dapat diandalkan. Pakar militer itu menunjuk pada kegagalan serangan AS dan Inggris sebelumnya di Yaman untuk menetralisir Houthi, karena Washington sampai pada keyakinan bahwa serangan-serangan ini tidak efektif.

Hal ini disebabkan oleh sifat geografis tempat peluncuran rudal dan para pemimpin Houthi berada, menurut al-Duwairi. Sebagian besar pemimpin Houthi tidak berada di Sanaa— terutama para pemimpin militer— tetapi di Gunung Maran di Saada, sehingga sangat sulit untuk menjangkau mereka.

Media Israel melaporkan bahwa rencana pembunuhan tersebut telah disetujui pada awal pekan ini oleh Menteri Pertahanan Yisrael Katz, Kepala Staf Eyal Zamir dan komando Angkatan Darat. Rencana ini juga disampaikan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melalui garis merah.

Pada pertengahan Juni, Channel 12 Israel, melaporkan "Angkatan Udara Israel mencoba membunuh Kepala Staf Houthi Mohammed al-Ghamari," namun kelompok Yaman itu membantah laporan tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Israel berusaha untuk menimbulkan kerusakan sebanyak mungkin pada Houthi setelah semua arena yang mendukung Gaza telah dihapus dari lingkaran aksi perlawanan, kata Al-Dweiri.

BACA JUGA: Smotrich Siap Bangun Bait Suci, Terompet Sangkakala Mulai Ditiup di Masjid Al-Aqsa, Ya Rabb...

Mereka menargetkan pangkalan peluncuran roket di Yaman dan para pembuat keputusan untuk terus meluncurkan roket.

Israel juga menambah penderitaan masyarakat Yaman dengan menargetkan fasilitas sipil dan fasilitas vital, yang digambarkan oleh Al-Duwairi, sebagai target lunak yang mempengaruhi sumber kehidupan masyarakat Yaman.

Sebelumnya pada Kamis (28/8/2025), Israel melancarkan serangan berskala besar di Sanaa dan lokasi-lokasi lain di Yaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement